About Me
Categories
- Curhatan (2)
- fanfiction (20)
- Kuliner Area (7)
- MotoGP-2012 (3)
- Penulisan Ilmiah (1)
- Rangkuman IBD (11)
- Review Make Up (2)
- Saengil Chukkae (4)
- Tugas (7)
- Tugas Bahasa Indonesia 1 (8)
- Tugas Bahasa Indonesia 2 (7)
- Tugas Etika dan Profesionalisme TSI (14)
- Tugas Pengantar Telematika (2)
- Tugas Teori Organisasi Umum 1 (4)
- Tugas Teori Organisasi Umum 2 (7)
- Tulisan Bahasa Indonesia 2 (1)
- Tulisan Etika dan Profesionalisme TSI (4)
- Tulisan IBD (6)
- Tulisan Teori Organisasi Umum 1 (2)
- Tulisan Teori Organisasi Umum 2 (1)
Followers
Studentsite's News
Tuesday, June 12, 2012
[ONESHOOT] Why???
Genre : Romance Sadness
Rating : T
Cast :
Lee Ji Eun/IU
Lee Donghae ‘SUPER JUNIOR’
Cho Kyuhyun ‘SUPER JUNIOR’
Park Ji Yeon ‘T-ARA’
Lee Hyuk Jae/Eunhyuk ‘SUPER JUNIOR’
Lee Sungmin ‘SUPER JUNIOR’
Kim Hyo Jung/Hyorin ‘SISTAR’
**************************
*Ji Eun POV*
Seperti biasa sepulangnya aku dari kuliah, aku selalu duduk di taman favoritku merasakan segarnya udara di taman ini menemaniku menorehkan tinta di kanvas. Ya, aku memang hobi melukis, karna itu aku kuliah di salah satu universitas seni jurusan seni lukis.
“Lukisanmu bagus”, Ucap seseorang memecahkan konsentrasiku pada lukisanku. Aku langsung menoleh ke sumber suara, dan siapa yang kulihat??? Dia namja yang beberapa bulan ini sudah menarik perhatianku.
“Kita satu universitas kan? Kenalkan namaku Lee Donghae, aku jurusan seni musik”, Ucap namja itu ramah sambil mengulurkan tangannya.
Bukannya membalas uluran tangannya, aku langsung merapikan seluruh peralatan lukisku dan beranjak meninggalkannya.
“Hey, tunggu sebentar. Siapa namamu???”, Teriaknya. Ku abaikan pertanyaan itu sambil bergegas menjauhinya.
“Hufftthh, syukur saja lukisanku belum sepenuhnya jadi. Kalau sudah jadi, bisa – bisa dia tahu kalau aku melukis wajahnya”, Ucapku dalam hati.
Lee Donghae, namja yang sudah menarik perhatianku beberapa bulan ini tiba – tiba muncul di hadapanku. Aku senang dia mengajakku berkenalan, tapi aku takut dia akan menjauhiku saat dia tahu kekuranganku. Jadi, lebih baik aku menjadi pengagum rahasianya saja, menjadikannya sebagai objek lukisan – lukisanku.
*Donghae POV*
“Ada apa dengannya? Kenapa ia malah menjauhiku saat ku ajak kenalan? Apa wajahku menyeramkan? Tidak mungkin, yeoja – yeoja lain selalu mau kalau ku ajak berkenalan. Tapi kenapa ia malah menjauhiku?”, Gumamku bingung.
“Donghae~ah!!!”, Panggil Eunhyuk menepuk punggungku.
“Ne, ada apa?”, Tanyaku.
“Ayo kita latihan, bukankah sebentar lagi ada pentas seni. Kamu tidak lupa kan kalau band kita menjadi band yang sangat di tunggu di acara ini. Jadi kita harus menampilkan performa yang bagus”, Ucap Eunhyuk semangat.
“Ah, ne. Kajja!!!”, Seruku ikut bersemangat.
Beberapa hari kemudian..
@Pentas Seni
“Donghae~ah, kamu mau kemana?? Kita sebentar lagi tampil”, Tanya Sungmin Hyung padaku.
“Aku mau mencari udara segar sebentar Hyung biar tidak terlalu gugup”,
“Baiklah, tapi ingat jangan lama – lama”, Seru Sungmin Hyung.
“Ne Hyung, aku tidak akan lama”, Ucapku meninggalkan teman – teman bandku.
Aku merasa sedikit gugup untuk manggung kali ini, padahal aku sudah lumayan sering tampil di depan umum. Untuk itu aku mencoba mengurangi rasa gugupku dengan berkeliling sebentar, sampai akhirnya aku melihatnya lagi dan langsung menghampirinya.
“Hai, kamu yeoja yang kemarin di taman kan??”, Sapaku ramah.
Yeoja terkejut melihatku, dan langsung bergegas meninggalkanku. Tapi langsung saja aku tahan tangannya.
*Ji Eun POV*
Aku terkejut melihat namja itu kembali menyapaku, akupun langsung bergegas meninggalkannya. Tapi, tidak bisa. Tanganku di tahan oleh dia.
“Hey, kamu kenapa selalu menghindariku seperti itu? Apa kamu takut denganku? Apa aku tidak pantas tahu siapa namamu?”, Tanyanya padaku dengan muka memelas.
“Aniyo Donghae~ah, bukan seperti itu maksudku. Aku sungguh ingin berkenalan denganmu, tapi itu tidak mungkin”, Ucapku dalam hati.
“Kenapa kamu diam terus?? Namamu siapa???”, Tanyanya lagi.
Aku hanya diam melihatnya, tidak tahu harus bagaimana.
“Kamu tidak bisu kan???”, Ucapannya kali ini cukup mengena di hatiku. Akupun langsung melepaskan tangannya dan berlari meninggalkannya.
“Yaaa!! Ada apa denganmu?? Tunggu!!!”, Teriaknya memanggilku, tapi aku hiraukan.
*Author POV*
Tuliiliitt…
“Yobseyo Hyung”, Jawab Donghae.
“Kamu kemana saja? Ayo cepat kesini, sebentar lagi kita tampil”, Omel Sungmin pada Donghae.
“Ne Hyung, mianhae”, Maaf Donghae sambil mematikan telponnya.
Selesai perform…
“Donghae~ah, kamu kenapa melamun terus??”, Tanya Eunhyuk heran melihat Donghae yang melamun terus setelah mereka tampil.
“Aku tidak apa – apa”, Jawab Donghae singkat.
“Jeongmal??? Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan, ayo cepat Hyung beritahu kami”, Paksa Kyuhyun.
“Huufftthh baiklah, aku akan memberitahu kalian. Aku sedang menyukai seorang yeoja, tapi aku bingung kenapa yeoja itu tidak mau berkenalan denganku. Dia malah selalu menghindariku, apa ada yang salah denganku???”, Cerita Donghae dengan ekspresi frustasi.
“Hmmm, bagaimana kalau kita selidiki yeoja itu?”, Cetus Kyuhyun.
“Waahh ide bagus itu, aku setuju”, Seru Sungmin yang dari tadi diam melihat Kyuhyun dan Donghae bicara.
“Lalu bagaimana kita bisa tahu yeoja yang kamu sukai Hyung??”, Tanya Kyuhyun bingung.
“Mmmm, begini saja. Selesai acara kita pergi ke taman belakang kampus. Biasanya yeoja itu ada disana untuk melukis”, Jawab Donghae.
“Melukis?? Apa dia dari jurusan seni lukis??”, Tanya Kyuhyun lagi.
“Ne, sepertinya iya”,
“Kalau begitu aku akan ajak yeojachinguku juga, dia kan juga jurusan seni lukis. Mudah – mudahan dia tahu yeoja yang Hyung suka itu”,
Selesai acara pentas seni, Donghae, Sungmin, Kyuhyun dan Park Ji Yeon yeojachingunya bergegas menuju taman belakang untuk melihat yeoja yang disukai Donghae.
“Ahhh, itu dia yang sedang melukis itu”, Seru Donghae, menunjuk ke yeoja yang sedang asyik dengan lukisannya.
Semuanya pun langsung menoleh kearah itu,
“Hah? Jadi oppa menyukai yeoja itu??”, Tanya Ji Yeon terkejut.
“Ne, waeyo? Kamu kenal dengannya?”, Tanya Donghae menatap Ji Yeon.
“Ne, aku kenal dengannya”, Jawab Ji Yeon pelan.
“Siapa namanya? Kenapa dia selalu diam, bahkan menghindariku tiap aku ajak berkenalan?”, Tanya Donghae tidak sabar.
“Namanya Lee Ji Eun, dia satu jurusan denganku seni lukis bahkan dia cukup dekat denganku. Tapi ada yang 1 hal yang harus Oppa tahu”, Jawab Ji Yeon, menghela nafasnya.
“Ada apa dengannya?”,
“Dia memiliki saudara kembar bernama Lee Jin Ra, dihari kelulusan SMA mereka, Jin Ra kecelakaan di depan matanya. Hal itu membuat dia sangat shock dan entah kenapa itu berpengaruh pada pita suaranya hingga membuatnya bisu seperti sekarang. Kata dokter hal itu bisa terjadi karna ia kehilangan orang yang sangat ia cintai terlebih itu saudara kembarnya, apalagi ia melihat dengan jelas bagaimana orang tersebut meninggalkannya”, Jelas Ji Yeon panjang lebar.
“Jadi alasan selama ini dia selalu menghindariku karna ini, dia tidak mau aku mengetahui kalau dia bisu. Dan salahnya aku kemarin sempat bertanya apa dia bisu”, Ucap Donghae lemas.
“Mwo??? Oppa bilang seperti itu padanya???”, Pekik Ji Yeon.
“Ne, habis aku bingung kenapa ia tidak pernah mau ku ajak berkenalan. Aisshh, bagaimana ini??”, Keluh Donghae.
“Ya sudah, sekarang cepat Hyung minta maaf padanya”, Saran Kyuhyun, mendorong tubuh Donghae.
Akhirnya Donghae berjalan mendekati Ji Eun..
*Ji Eun POV*
“Mianhae”, Ucap seorang namja di sampingku. Akupun langsung menoleh padanya, dan ternyata itu Donghae. Aku kembali melanjutkan lukisanku, tidak menghiraukannya.
“Jeongmal mianhae, tadi aku tidak bermaksud berbicara seperti itu Lee Ji Eun”, Maaf Donghae yang sudah duduk manis di sampingku.
Aku kembali menatapnya, dengan tatapan bingung. Bagaimana ia bisa tahu namaku padahal aku tidak pernah memberitahunya. Jangan – jangan dia juga sudah tahu kalau aku bisu.
“Aku tahu namamu dari Park Ji Yeon, dia teman sekelasmu kan? Dia juga menceritakan beberapa hal tentangmu termasuk masalah pita suaramu”, Jawab Donghae seakan tahu kalau aku ingin mempertanyakan itu.
Aku langsung mengambil kertasku yang selalu membantuku untuk berkomunikasi dengan orang lain.
“Lalu untuk apa kamu disini? Apa kamu tidak malu dekat dengan yeoja bisu sepertiku?”
Akupun memberikan kertasku padanya..
“Untuk apa aku malu, memangnya ada yang salah denganmu”, Ucapnya tegas.
“Biasanya orang – orang disekelilingku akan menjauhiku setelah tahu aku bisu, hanya Ji Yeon yang dengan tulusnya menjadi temanku. Makanya saat kamu mengajakku berkenalan, aku takut setelah kamu tahu aku bisu. Kamu akan menjauhiku juga”
“Apa dimatamu aku terlihat seperti orang – orang itu?”, Tanyanya menatapku tajam.
“Molla, aku kan baru mengenalmu”,
“Benarkah kamu baru mengenalku? Lalu kenapa kamu menjadikanku objek lukisanmu?”, Tanyanya dengan senyum penuh kemenangan.
Aku yang tersadar langsung melihat lukisanku dan kembali menatapnya dengan muka sedikit panik.
“Aigooo, aku lupa kalau sedang menyelesaikan lukisan wajahnya. Ottokhae???”, Panikku dalam hati.
“Hahaha, aku tahu kamu sebenarnya pengagum rahasiaku kan? Tidak mungkin kamu tidak mengenal namja tampan dan populer sepertiku”, Ucapnya bangga sambil tertawa terbahak.
“Isshh , ternyata namja ini PD sekali. Sepertinya aku salah menyukai orang”, Sungutku sambil membereskan lukisanku dan pergi meninggalkannya.
“Hey, Ji Eun~ah! Kamu mau kemana?”, Tanyanya.
Aku diam saja menatapnya sebentar, lalu berjalan lagi.
“Yaa!! Tunggu sebentar, aku tadi hanya bercanda. Kamu marah??”, Tanyanya lagi sambil berdiri di depanku.
Aku langsung mengambil kertasku lagi dengan muka cemberut menulis sesuatu untuknya,
“Aku tidak marah, aku cuma menyesal sudah menjadi pengagummu. Ternyata kamu orang yang terlalu PD Lee Donghae”,
“Aigoo, Ji Eun~ah. Kamu jangan serius dengan ucapanku itu, aku hanya bercanda”, Ucapnya memasang puppy eyes.
“Ne, aku percaya. Ya sudah aku mau pulang dulu”,
“Aku antar ya”, Ajaknya.
“Tidak usah terima kasih, aku biasa pulang sendiri”,
“Ayolah, anggap saja ini sebagai permintaan maafku”, Paksanya menarik – narik tanganku seperti anak kecil yang minta dibelikan permen.
Akupun menganggukan kepalaku tanda aku mau diantarkannya pulang.
****************************
Keeseokan harinya..
Tok..tok..tok…
“Ji Eun~ah, kamu sudah siap? Di depan ada temanmu, sepertinya ia mau menjemputmu”, Ucap Eomma di depan pintu kamarku.
Akupun langsung menghampirinya, dan menatapnya bertanya siapa yang menjemputku.
“Namanya Lee Donghae, katanya dia temanmu. Lebih baik kamu cepat menemuinya”, Suruh Eomma padaku.
“Donghae? Ah tidak mungkin dia kerumahku pagi – pagi seperti ini”, Batinku dalam hati selama berjalan ke ruang tamu.
“Pagi Ji Eun~ah!!”, Sapanya dengan ramah.
“Ternyata benar itu Donghae, mau ngapain dia kesini?”, Tanyaku dalam hati, terkejut melihatnya disini.
“Waeyo sepertinya kau sangat terkejut?”, Tanyanya dengan senyum manisnya.
Aku merogoh kantung celanaku mencari kertasku, tapi nihil.
“Aisssh, sepertinya kertasku masih di kamar”, Gerutuku.
“Untuk apa kamu kesini?”, Tanyaku dengan gerak bibir yang pelan, supaya ia mengerti apa yang kuucapkan.
“Aku mau menjemputmu, bolehkan?”, Tanyanya masih dengan senyumnya itu.
“Ji Eun~ah!! Ayo sarapan dulu, ajak temanmu juga!”, Teriak Eomma dari dapur.
Akupun memberi isyarat pada Donghae untuk sarapan dengan kami.
@Ruang makan
“Ayo Donghae~ssi, sarapan yang banyak ya. Oo iya, apa kamu teman baru Ji Eun?”, Tanya Eomma di sela sarapan.
“Ne Ahjumma, aku baru mengenal Ji Eun kemarin”, Jawab Donghae ramah.
“Sering – sering ya kamu kesini, ahjumma senang kalau ada teman Ji Eun kesini. Dia jarang sekali mengajak temannya datang, kecuali Ji Yeon”,
Aku yang mendengar itu langsung menatap Eommaku dan langsung menatap Donghae.
“Ne Ahjumma, aku akan sering kesini. Tapi ya kalau Ji Eun membolehkan”, Ucap Donghae tersenyum sesekali melirikku.
Aku langsung menunduk tidak ingin melihatnya, dan pura – pura sibuk dengan sarapanku.
Selesai sarapan kami pun berangkat ke kampus, setelah berpamitan dengan Eomma.
@Kampus
Aku menundukkan badanku sebagai ucapan terima kasihku padanya.
“Sama – sama Ji Eun~ah. Pulang nanti mau aku antar sekalian?” Tawarnya.
Dengan cepat aku menggeleng..
“Kenapa? Kamu tidak suka aku antar kamu pulang?”, Tanyanya sedikit kecewa.
Aku langsung mengeluarkan kertas kecil dari sakuku,
“Mianhae, bukannya aku tidak mau. Tapi nanti aku ada jam tambahan, kemungkinan akan pulang malam. Aku takut kamu terlalu lama menunggunya, jadi aku pulang sendiri saja”, Jelasku di tulisanku.
“Ohh karna itu, baiklah kalau begitu. Ya sudah cepat kamu ke kelas, sepertinya sebentar lagi jam pelajaran sudah mulai”,
Aku tersenyum sedikit dan langsung menuju kelasku,
*Donghae POV*
“Sepertinya pedekatemu berjalan lancar Donghae~ah”, Ucap Eunhyuk sambil merangkulku.
“Semoga saja aku bisa mendapatkannya”, Ucapku seraya mengajaknya masuk kelas.
Sorenya setelah jam kuliahku selesai, aku langsung menuju kelas Ji Eun. Dengan santainya aku masuk kelas Ji Eun, dan duduk di samping Ji Eun yang sedang asyik membuat sketsa di kertasnya. Aku hiraukan tatapan teman sekelasnya yang menatapku heran.
“Eheemm, serius sekali kamu menggambarnya. Apa kamu sedang menggambar wajahku?”, Tanyaku membuatnya sedikit terkejut dan langsung melihatku.
“Donghae Oppa! Kamu sedang apa disini, apa kamu salah masuk kelas?”, Tanya Ji Yeon yang baru datang.
“Tidak, aku tidak salah masuk kelas. Aku hanya ingin tahu bagaimana pelajaran yang ada di kelas lukis, sekalian nanti aku mau mengantarkan Ji Eun pulang”, Jawabku sambil melirik Ji Eun.
Orang yang aku lirik hanya diam menundukkan wajahnya, sedangkan Ji Yeon langsung tersenyum jahil melihat itu.
“Ji Eun~ah, kenapa kamu tidak bilang padaku. Kalian sudah pacaran ya? Jahat sekali tidak memberitahukannya padaku”, Gerutu Ji Yeon pada Ji Eun.
Dengan cepat Ji Eun langsung menggelengkan kepalanya, bermaksud membantah itu. Aku dan Ji Yeon tertawa melihat ekspresi Ji Eun yang seperti salah tingkah itu.
“Annyeong Donghae Oppa! Kenapa kamu ada di kelas lukis? Bukannya kamu kelas musik?”, Sapa seorang yeoja genit bernama Hyorin.
“Memangnya aku tidak boleh masuk kelas ini?!”, Tanyaku dingin.
“Ya, tidak apa – apa Oppa. Malah aku sangat senang Oppa disini, aku jadi bisa merasakan satu kelas dengan Oppa”, Jawab Hyorin genit. Yeoja satu ini memang selalu cari perhatian di depanku, sangat menyebalkan.
Aku melengos padanya dan mengalihkan perhatianku pada Ji Eun yang kembali asyik melanjutkan sketsanya tanpa mempedulikan kami.
“Oppa, aku duduk disebelahmu ya? Tidak apa – apa kan?”, Tanya Hyorin sambil memegang tanganku.
“Terserah kau saja mau duduk dimana, dan tolong lepaskan tanganku”, Jawabku dingin.
Akhirnya diapun melepaskan tanganku dan duduk di bangku sebelahku.
Selesai kuliah…
“Kajja Ji Eun~ah kita pulang, aku sudah bilang kan akan mengantarmu pulang”, Ajakku menarik tangan Ji Eun.
“Oppa, lebih baik kamu mengantarkan aku saja. Untuk apa kamu mengantarkan gadis bisu itu”, Rengek Hyorin manja sambil menggelayut mesra di lenganku. Ji Eun yang melihat itu berusaha melepaskan genggaman tanganku dari tangannya.
“Yaa!! Hyorin~ssi! Berhentilah kamu mendekatiku seperti ini, aku tidak menyukaimu. Arra?? Dan satu lagi jaga ucapanmu itu! Ingat Ji Eun adalah yeoja yang istimewa bagiku, jadi kamu jangan macam – macam padanya!!”, Bentakku seraya melepaskan tangannya dengan kasar.
*Ji Eun POV*
“Yaa!! Hyorin~ssi! Berhentilah kamu mendekatiku seperti ini, aku tidak menyukaimu. Arra?? Dan satu lagi jaga ucapanmu itu! Ingat Ji Eun adalah yeoja yang istimewa bagiku, jadi kamu jangan macam – macam padanya!!”, Bentaknya seraya melepaskan tangan Hyorin dengan kasar.
Aku sangat terkejut mendengar perkataan itu, benarkah yang ia katakan itu? Dengan cepat ia menarik tanganku meninggalkan Hyorin yang diam karna terkejut mendengar ucapan Donghae.
*************************
Selama di perjalan Donghae hanya diam, fokus menyetir. Aku sendiri pun tidak tahu harus berbuat apa jadi sekarang aku hanya sibuk melihat pemandangan diluar mobil. Sesekali aku melihat Donghae, tapi cepat – cepat aku melihat keluar lagi. Baru kali ini aku melihat ekpresinya sedingin ini.
Sesampainya di depan rumahku,
Aku langsung keluar dari mobil dan membungkukkan badanku sebagai ucapan terimakasih. Lalu segera masuk ke rumah,
@Rumah
Aku melihat Appa dan Eomma sudah menungguku di ruang makan,
“Ji Eun~ah, cepat kamu mandi. Lalu segera makan, sekalian ada yang ingin kami bicarakan”, Suruh Appa. Aku menganggukan kepalaku dan langsung segera menuju kamar.
@Ruang makan
“Ji Eun~ah, kami punya kabar bahagia untukmu”, Ucap Appa tersenyum.
“Kabar apa Appa?”, Tanyaku dengan isyarat gerakan tangan.
“Appa sudah menemukan dokter yang bisa menyembuhkan penyakitmu, dengan terapi beberapa bulan dipastikan kamu bisa sembuh”, Ucap Appa semangat.
“Jinjja Appa? Dimana itu?”, Tanyaku bersemangat, tentunya masih dengan bahasa isyarat.
“Di Jepang, jadi kita sekeluarga akan pindah ke Jepang. Sampai kamu sembuh, bagaimana?”,
“Mwo?? Jepang?? Apa di Korea tidak ada doker seperti itu?”, Tanyaku kurang begitu setuju kalau harus meninggalkan Korea walaupun hanya sebentar.
“Kamu tahu sendiri kan, Appa sudah berusaha mencari dokter di Korea yang bisa mengatasi masalah ini. Tapi hasilnya nihil, yang paling dekat hanya ada di Jepang”, Jelas Appa padaku.
“Lalu bagaimana dengan kuliahku?”, Tanyaku pada Appa.
“Kalau kuliah kamu bisa sementara kuliah di Jepang, Kim Ahjussi sudah mengurusnya”,
“Lalu kapan kita akan berangkat?”,
“Besok kita sudah harus berangkat, kamu setuju kan?”, Tanya Appa meminta persetujuan dariku.
Aku diam sejenak, dan akhirnya setuju dengannya..
@Kamar
Aku terus memikirkan apa tindakan yang aku ambil ini benar, lalu bagaimana dengan Donghae. Apa aku harus memberitahukannya tentang masalah ini.
“Aisshh kenapa aku jadi memikirkannya, dia bukan siapa – siapa aku. Jadi untuk apa dia tahu. Semoga saja keputusanku kali ini benar, dan semua terapiku disana bisa berjalan lancar hingga aku bisa cepat kembali ke Korea”, Ucapku dalam hati dan memejamkan mataku.
Keesokan harinya..
Aku dan keluarga ku berangkat ke Jepang dengan naik pesawat pagi, sedikit berat aku meninggalkan Korea. Tapi ini harus aku lakukan demi kesehatanku juga.
*Donghae POV*
Pagi – pagi sekali seperti biasa aku datang ke rumah Ji Eun untuk menjemputnya. Sesampainya di rumah Ji Eun, aku bingung kenapa rumahnya sepi sekali. Aku terus memencet bel rumahnya, tapi tidak ada Jawaban. Aku sms dia, dia juga tidak membalasnya.
“Apa mungkin Ji Eun sudah berangkat ya?”, Pikirku. Segera aku menuju kampus, untuk memastikannya.
Sesampainya di kampus aku langsung menuju kelas Ji Eun dengan tergesa – gesa.
“Hyung, Hyung kamu mau kemana? Buru – buru sekali”, Panggil Kyuhyun ikut berjalan cepat di sampingku.
“Aku mau ke kelas Ji Eun, tadi aku kerumahnya tapi dia tidak ada. Aku ingin memastikan apa ia sudah di kampus apa belum”, Jawabku tanpa menoleh padanya.
“Ah kebetulan sekali, aku juga mau bertemu dengan Ji Yeon. Tapi jalanmu jangan cepat seperti itu Hyung, aku capek mengikutimu”, Protes Kyuhyun membuatku memperlambat jalanku.
“Makanya kamu rajin berolahraga dan makan sayuran, jangan hanya jari - jarimu yang di olahragakan dengan memainkan PSP”, Nasihatku pada Kyuhyun. Kyuhyun hanya cemberut mendengarku menasihatinya.
Sampai di kelas Ji Eun, Kyuhyun langsung menghampiri yeojachingunya, sedangkan aku langsung melihat sekeliling kelas. Tapi tak aku lihat sosok Ji Eun. Akhirnya aku menghampiri Kyuhyun dan Ji Yeon.
“Ji Yeon~ah, aku tidak melihat Ji Eun. Kemana dia? Tadi dia juga tidak ada di rumah”, Tanyaku pada Ji Yeon. Ji Yeon langsung menatapku dengan tatapan aneh. Aku tidak tahu kenapa ia malah menatapku aneh seperti itu, bukannya menjawab pertanyaanku.
“Chagi~ah, kenapa kamu malah menatap Donghae Hyung seperti itu? Ji Eun kemana?”, Tanya Kyuhyun pada Ji Yeon.
Ji Yeon menunduk sebentar dan menghela nafasnya, “Tadi pagi Ji Eun sms aku, dia bilang…”,
“Dia bilang apa?”, Tanyaku tidak sabar karna Ji Yeon lama sekali memberitahunya.
“Dia bilang hari ini dia pindah ke Jepang untuk menyembuhkan pita suaranya. Dan diapun juga akan melanjutkan kuliah di Jepang selama dia berobat”, Jawab Ji Yeon.
“Jepang? Kenapa ia tidak memberitahuku? Apa kamu tahu berapa lama ia di Jepang?”, Tanyaku dengan nada sedih.
“Aku tidak tahu Oppa, setelah dia sms seperti itu. Handphonenya sudah tidak aktif. Mungkin dia sudah naik pesawat”, Jawab Ji Yeon.
“Hyung, gwenchana? Mungkin dia hanya sebentar di Jepang. Setelah sembuh ia pasti akan kembali ke sini lagi”, Ujar Kyuhyun mencoba menghiburku.
“Semoga saja begitu”, Ucapku lemah.
******************************
Sebulan..Dua bulan…Tiga bulan…Ji Eun telah meninggalkan Korea, tanpa kabar sedikitpun. Aku masih sering duduk – duduk di taman belakang kampus, setidaknya disini aku bisa mengingat kejadian saat pertama kali kami berkenalan.
@Kantin
“Donghae~ah, mukamu pucat sekali. Kamu sakit?”, Tanya Sungmin Hyung khawatir.
“Hah? Ahh aku tidak apa – apa Hyung”, Jawabku tersenyum, agar semua tidak khawatir.
“Beneran Hyung? Tapi mukamu pucat sekali”, Tanya Kyuhyun memastikan.
“Ne, aku tidak apa – apa. Mungkin aku hanya kelelahan karna akhir – akhir ini kurang tidur”, Jawabku sekenanya. “Oo iya Ji Yeon~ah, apa masih belum ada kabar dari Ji Eun?”, Tanyaku pada Ji Yeon berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
“Belum ada Oppa”, Jawab Ji Yeon.
*******************************
*Ji Eun POV*
6 bulan lamanya aku meninggalkan Korea, dan sekarang sudah saatnya aku kembali ke Korea. Terapiku berjalan dengan lancar, dan hari ini aku sekeluarga sudah siap pulang ke Korea.
“Ji Eun~ah, apa kamu sudah siap? Kajja kita berangkat sekarang, sebentar lagi pesawatnya berangkat”, Teriak Eomma.
“Ne Eomma, tunggu sebentar!”, Jawabku dari kamar.
“Ayo Eomma aku sudah siap”, Ucapku semangat.
“Sepertinya kamu senang sekali balik ke Korea, kamu sudah kangen dengan namjachingumu itu ya?”, Goda Eomma.
“Isshh Eomma, aku belum punya namjachingu. Aku hanya senang bisa kembali ke rumah lagi”, Gerutuku.
“Ne,,ne. Kajja kita berangkat”,
Di perjalanan menuju Bandara, aku memberitahu Ji Yeon bahwa hari ini aku pulang. Dan aku menyuruhnya untuk mengajak Donghae Oppa dan yang lain supaya berkumpul di Blue Cafe, dan pastinya aku melarang Ji YEon untuk memberitahu bahwa aku sudah pulang. Aku ingin member kejutan untuk yang lain.
“Yaa, Ji Eun~ah. Kamu dari tadi tersenyum terus ada apa?”, Tanya Appa yang daritadi memperhatikanku.
“Ahh tidak ada apa – apa”, Jawabku mengalihkan pandangan ke luar mobil.
Sesampainya di bandara Incheon, aku langsung ijin dengan kedua orang tuaku untuk langsung ke Blue Cafe.
@Blue Cafe
Aku melihat Ji Yeon sedang asyik bercanda dengan yang lain, dan aku juga melihatnya,
“Donghae oppa, bogoshipeo”, Gumamku, tersenyum melihatnya.
Aku langsung naik ke panggung kecil di cafe itu, dan dengan iringan gitar akustik. Aku menyanyikan sebuah lagu.
Dadhin nae gaseumeun, nu-gudo sarang-hal suga eopt-da
Geureohke mideo-nneunde, eoneusae nae gaseumi yeolligo isseo
Kudeun nae gaseumeun, tashineun seolle-il suga eopt-da
Geureohke mideo-nneunde, neoreul bol ttae-mada nae gaseumi ttwiiyeo
You touch my heart baby, You touch my heart baby
Budeureoun songillo nae ma-eumeul eorumanjyeo
You touch my heart baby, You touch my heart baby
Nae ma-eumeul modu da da da kajyeo kasseo
Selesai aku bernyanyi semua bertepuk tangan, kecuali Donghae Oppa. Sepertinya ia masih belum menyadari kalau yang menyanyi itu aku.
“Aku menyanyikan ini buat seseorang, karnanya lah aku kembali lagi ke Korea”, Ucapku tersenyum. Aku lihat Donghae Oppa langsung melihatku yang masih berada di atas panggung.
“Donghae Oppa, aku sudah kembali”, Ucapku tersenyum.
Aku melihat ekpresinya yang sedikit tidak percaya, tapi akhirnya dia tersenyum. Ia langsung beranjak menghampiriku, tapi saat ia bangkit dari kursinya. Ia langsung terjatuh,
“Donghae Oppa!!!”, Pekikku langsung berlari ke arahnya.
“Hyung, Donghae~ah!!, kamu kenapa???”, Panik teman – temannya.
“Donghae Oppa, ireona!!!”, Teriakku mengguncang – guncangkan tubuhnya. Wajahnya pucat sekali, bahkan bibirnya mulai membiru.
“Cepat kita bawa dia kerumah sakit!”, Perintah Sungmin Oppa.
@Rumah Sakit
Kami semua menunggu di depan ruang IGD, aku terus saja menangis sambil mondar mandir tidak bisa diam.
“Eunhyuk~ah, Donghae dimana?”, Tanya seorang Ahjumma pada Eunhyuk Oppa.
“Dia sedang di dalam Ahjumma, tadi tiba – tiba saja ia pingsan”, Jawab Eunhyuk Oppa.
Tidak lama kemudian keluarlah seorang dokter,
“Mana keluarga dari pasien?”, Tanya Dokter itu.
“Saya dok, bagaimana keadaanya”, Ucap Ahjumma itu yang ternyata adalah orang tua Donghae Oppa.
“Sepertinya alat pemacu detak jantungnya sedikit bermasalah, kami harus melakukan operasi lagi. Tapi resikonya sangat besar, jadi sekarang terserah anda apa harus dilakukan operasi lagi atau tetap seperti ini. Tapi kita tetap harus menjaga emosinya agar terus stabil supaya tidak terjadi hal yang tidak – tidak”, Jelas dokter itu yang membuatku dan yang lain terkejut.
“Alat pemacu detak jantung? Ahjumma apa yang sebenarnya terjadi dengan Donghae Oppa?”, Tanyaku bingung.
“Sejak kecil Donghae menderita lemah jantung, saat umurnya 18 tahun. Ia mengalami koma karna detakan jantungnya yang sangat lemah. Akhirnya di putuskan agar ia di pasang alat pemacu jantung sampai sekarang ini untuk membantunya agar tetap hidup”, Jelas Lee Ahjumma menjelaskan semua.
Aku langung terduduk lemas di lantai, aku tidak percaya dengan semua ini. Selama ini aku tidak melihat ada yang aneh dengan Donghae Oppa. Dia kelihatan sehat – sehat saja,
“Donghae Oppa aku mohon jangan tinggalkan aku”, Lirihku semakin menangis kencang. Aku merasakan Ji Yeon memelukku, berusaha meredakan tangisanku.
Lalu datanglah seorang suster,
“Maaf, apa disini ada yang bernama Ji Eun?”, Tanya suster itu.
“Ne aku Ji Eun”,
“Tuan Lee Donghae ingin bertemu denganmu, silahkan ikut dengan saya”,
Dengan cepat akupun langsung masuk ke ruang IGD dan mendatangi Donghae Oppa. Aku melihat tubuhnya tergolek lemah dengan muka yang sangat pucat,
“Donghae Oppa, ini aku Ji Eun”, Panggilku sambil mengenggam tangannya.
Perlahan ia membuka matanya dan tersenyum padaku,
“Ji Eun~ah, tadi suaramu bagus sekali”, Ucap Donghae Oppa lemah.
“Oppa, kamu harus bertahan. Aku sudah kembali untukmu, jadi kamu harus cepat sembuh”,
“Benarkah kamu kembali ke Korea untukku? Aku senang sekali mendengar itu. Bisa tolong kamu ambil sesuatu di saku celanaku?”,
Aku langsung merogoh saku celananya, mengambil sebuah kotak kecil dan memberikan itu padanya,
“Cincin ini sebenarnya sudah lama aku beli untukmu, tapi aku belum berani untuk memberikannya. Sekarang saatnya aku memberikan ini, saranghae Ji Eun~ah”, Ucapnya berusaha memasangkan cincin itu di jariku.
“Oppaa…Nado saranghae”, Jawabku langsung memeluknya. Ia pun membalas pelukannku. Aku mendengar detak jangtungnya di telingaku, tapi suara itu semakin lama semakin melemah dan aku merasakan pelukannya juga melemah.
“Oppa!! Donghae Oppa!!!! Ireonaa..!!! Oppaa!!!!”, Jeritku memanggil namanya. “Dokter!! Suster!!!!”, Teriakku memanggil dokter yang ada disitu.
Pemakaman…
“Ji Eun~ah, kami tunggu kamu di mobil ya”, Ucap Ji Yeon.
Aku menangis dalam diam menatap batu nisan bertuliskan Lee Donghae.
“Donghae Oppa, mengapa di saat aku sudah mulai menemukan kebahagiaan dan cinta dalam hidupku. Kamu malah meninggalkanku untuk selamanya? Terima kasih Oppa, di saat semua orang menjauhiku karna kekuranganku. Kamu malah mendekatiku selalu berusaha mencari perhatianku, walaupun terkadang aku mengacuhkanmu. Tapi kamu tetap tidak menyerah mendekatiku. Aku akan selalu mengingatmu Oppa, karna kamu aku bisa mengenal sebuah cinta yang tulus dan kamulah cinta pertama aku”, Ucapku dalam hati berusaha tersenyum.
~THE END~
Categories
fanfiction
Saturday, June 2, 2012
[ONESHOOT] Only You in My Heart / Sequel of All My Heart
Rating : PG (maybe)
Genre : Romance
Cast :
Lee Sungmin as Lee Sungmin
IU / You as Park Sunhi
Uee as Kim Yoo Jin
Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun
-O0oo0O-
_Sungmin POV_
Semenjak Sunhi berada disisiku, hidupku menjadi semakin baik. Ia selalu setia di sampingku mendukung semua pekerjaanku di rumah sakit. Ia juga masih bekerja di rumah sakit sebagai pengajar dan motivator. Akhir – akhir ini aku sedang sibuk dengan urusan rumah sakit, bahkan untuk makan siang saja aku merasa tidak sempat, tapi Sunhi selalu mengingatkanku untuk makan, seperti sekarang ini,
Tok..tok..tok..
“Masuk”, Ucapku sambil terus membaca dokumen yang harus aku tandatangani.
“Selamat siang Tuan Lee, ini makanan pesanan Anda”, Ucap seorang yeoja yang kuyakini itu Sunhi.
“Makanan? Tapi aku tidak memesan makanan apa – apa”, Ucapku bingung berpura – pura tidak mengenalinya dan tidak menoleh padanya sedikit pun.
“Yaa!! Oppa!! Apa kamu tidak mengenali suaraku??”, Ucapnya marah sambil menunjukkan muka cemberutnya.
Inilah yang aku tunggu, aku sangat senang melihatnya cemberut seperti itu. Mukanya tetlihat seperti anak kecil yang tidak diberi permen. Aku berdiri menghampirinya dan langsung memeluknya,
“Mana mungkin aku tidak mengenal suaramu chagi~ya”, Ucapku sambil terus memeluknya.
Dia melepaskan pelukanku,
“Jeongmal? Lalu kenapa tadi Oppa bicara seperti itu?”, Tanyanya tidak percaya, masih dengan muka kesalnya.
“Oppa hanya ingin mengerjaimu chagi, kamu terlihat lucu kalau sedang marah seperti ini,hahaha”, Tawaku mencubit pipinya.
“Isshh, Oppa. Ini sangat tidak lucu, aku mau pergi saja. Ini makanan untukmu”, Marahnya sambil berjalan meninggalkanku.
Dengan cepat aku memeluknya dari belakang, dan menaruh daguku di pundaknya.
“Chagi~ya, aku kan hanya bercanda. Aku tidak mau makan kalau tidak kamu suapi”, Ucapku manja.
Dia menatapku dengan kesal, “Baiklah sini aku suapi. Kamu itu manja sekali Oppa”, Gerutunya, berjalan menuju sofa. Aku pun mengikutinya dengan senyum lebar.
#Selesai makan#
“Gomawo chagi, kamu selalu memperhatikanku dengan baik”, Ucapku berterima kasih pada Sunhi sambil sekilas mencium pipinya.
Seketika mukanya langsung berubah warna, dan ekspresi wajahnya langsung berubah.
“Ahh, ne Oppa. Hmmm, aku kerja dulu ya. Permisi Oppa”, Pamitnya dengan salah tingkah.
Aku hanya tersenyum melihatnya yang salah tingkah seperti itu, dia tetap saja seperti itu. Padahal aku sering menciumnya, tapi ia selalu menjadi salah tingkah seperti itu.
_Sunhi POV_
“Aiggooo, Sungmin Oppa. Kenapa ia senang sekali membuatku salah tingkah seperti ini. Ah aku malu sekali, pasti tadi pipiku merah seperti kepiting rebus”, Gerutuku selama perjalanan menuju ruang kerjaku.
Bruuukkkk….
“Ahh mianhae”, Maafku setelah tak sengaja menabrak seseorang.
“Aku yang seharusnya minta maaf, karna aku yang sudah menabrakmu”, Ucap namja itu sopan.
Aku tersenyum menanggapinya, “Maaf aku harus bekerja, permisi”, Ucapku meninggalkannya.
#Pulang Kerja#
“Chagi, kajja kita pulang”, Ajak Sungmin Oppa yang sudah berdiri di depan pintu ruanganku.
“Ne Oppa, tunggu sebentar”, Jawabku sambil merapikan semua kertas – kertas di meja.
@Rumah Sungmin
“Annyeong haseyo Ahjumma, Ahjussi”, Sapaku saat melihat orang tua Sungmin Oppa.
“Sunhi~ah, akhirnya kamu kesini juga. Kemana saja kamu dari kemarin? Sudah lama tidak main kesini”, Ucap Lee Ahjumma menghampiriku.
“Jeoseonghamnida Ahjumma, dari kemarin aku sibuk sekali. Jadi aku tidak sempat main kesini”, Maafku.
“Jangan terlalu sibuk Sunhi~ah, kamu harus jaga kesehatanmu”, Ucap Lee Ahjussi menasihatiku.
“Ne Ahjussi, selama dokter pribadiku selalu disisiku. Aku pasti tidak akan sakit, aku justru malah khawatir kalau dokter pribadiku sakit, karna kesibukannya sampai ia lupa makan”, Ucapku sambil melirik Sungmin Oppa.
“Yaa, Sunhi~ah. Siapa yang bilang mau menjadi dokter pribadimu, huh? Aku tidak mau menjadi dokter pribadi gratisan”, Cibir Sungmin Oppa.
“Jadi Oppa tidak mau jadi dokter pribadiku? Ya sudah aku minta orang lain saja yang menjadi dokterku, yang jauh lebih tampan dari Oppa”, Ancamku menatapnya evil.
“Yaa!! Tidak ada yang boleh menjadi dokter pribadimu selain aku. Kamu jangan coba – coba mencari dokter lain, dan ingat tidak ada dokter yang lebih tampan dariku”, Dengus Sungmin kesal.
“Sudah, sudah. Kalian kenapa jadi bertengkar seperti ini, kalian sudah makan belum? Eomma sedang memasak, kalian tunggu di ruang makan ya”, Ucap Lee Ahjumma menengahi pertengkaran kami.
“Ahjumma sedang memasak? Aku bantu ya”, Tawarku pada Lee Ahjumma.
“Tidak usah Sunhi~ah, kamu kan pasti capek baru pulang kerja”, Tolak Lee Ahjumma halus.
“Tidak apa – apa Ahjumma, kajja kita ke dapur”, Ucapku semangat sambil menggandeng Lee Ahjumma.
#Makannya di skip#
“Ahjumma, Ahjussi, sudah malam aku pulang dulu ya”, Pamitku pada kedua orang tua Sungmin Oppa.
“Kamu menginap disini saja Sunhi~ah, sudah lama kan kamu tidak menginap disini”, Bujuk Lee Ahjumma.
“Mianhae Ahjumma, mungkin lain kali saja aku menginap disini. Aku tidak ingin merepotkan kalian”, Tolakku halus.
“Ya sudah lah, tidak apa – apa. Sungmin~ah, kamu hati – hati menyetirnya, jangan sampai Sunhi kenapa – napa dan ingat jangan ngebut”, Nasehat Lee Ahjumma pada Sungmin Oppa.
“Ne Omma, aku akan mengantarkan My Aegyo Princess ini selamat sampai di rumahnya, kalau perlu aku akan menunggunya sampai ia tidur lelap”, Ucap Sungmin Oppa.
Aku mengernyitkan dahiku mendengar ucapannya, “Memangnya aku anak kecil yang harus di nina bobokan kalau mau tidur, aku tidak seperti itu Oppa! Dan satu lagi, aku tidak pernah beraegyo padamu jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu. Jangan samakan aku denganmu!”, Protesku galak.
“Aigoo, My Aegyo Princess. Jangan marah – marah seperti itu, nanti kerutan di wajahmu bertambah banyak. Kamu harus mau di panggil Aegyo Princess, karna kamu adalah pasanganku sang Aegyo Prince”, Paksa Sungmin Oppa bangga.
“Terserah kamulah Oppa”, Dengusku kesal meninggalkannya.
@Rumah Sunhi
“Oppa aku masuk dulu ya, terima kasih sudah mengantarku”, Ucapku sambil membuka pintu mobil.
“Chagi,Poppo”, Ucapnya manja sambil menyodorkn pipinya.
Sekilas aku mencium pipinya, tapi dengan cepat ia menahan kepalaku agar tetap mencium pipinya. Aku langsung berusaha menjauhkan pipinya dari bibirku,
“Yaa!! Oppa, kamu mau membuatku kehabisan nafas? Hidungku tertutup pipimu tau (Ceileh Sunhi, emank pipi sungmin segede apa sih..hahaha *author menghilang*”, Marahku setelah berhasil menjauhkan pipinya.
“Hahaha, mianhae chagi. Habis kamu selalu mencium tidak lebih dari 3 detik, aku tidak merasa apapun”, Senyum Sungmin Oppa tanpa rasa bersalah.
“Ya sudah aku masuk dulu. Oppa, hati – hati ya”, Ucapku sambil keluar dari mobil.
“Chagi”, Panggil Sungmin Oppa,
“Ne?”,
“Saranghae”,
Aku tersenyum mendengarnya, “Nado saranghae Oppa”.
Aku langsung berlari menuju rumahku dengan senyum senang,
-O0oo0O-
Keesokan harinya,
_Sungmin POV_
Seperti biasa aku memulai aktivitasku sebagai dokter dan wakil direktur rumah sakit,
Tok..tok..tok
“Masuk”, Ucapku.
“Maaf Dok, ini sudah saatnya periksa pasien. Hari ini Anda juga harus menangani pasien dari dokter Donghae, karna selama seminggu ini Dokter Donghae ada pekerjaaan di luar kota”, Ucap seorang perawat memberitahuku.
“Baiklah, kajja kita ke ruang pasien”, Ucapku sambil membawa peralatan dokterku.
Sampai di sebuah kamar pasien,
“Selamat pagi, kita periksa dulu ya”, Sapaku ramah pada pasien itu.
“Pagi dokter Lee Sungmin”, Balas pasien tersebut.
“Yoo Jin???”, Ucapku terkejut saat melihat pasien yang di tangani dr. Donghae.
“Oppa, kamu sudah menjadi dokter sekarang? Sudah 2 tahun kita tidak bertemu, sekarang kamu bertambah tampan”, Pujinya dengan muka berseri.
“Terima kasih Yoo Jin~ssi. Maaf aku harus memeriksamu sekarang, pasienku yang lain sudah menunggu”, Ucapku dingin sambil menghampirinya.
Sreeekkkkkk…
Tiba – tiba saja Yoo Jin memelukku, membuatku menimpa tubuhnya.
“Oppa, bogoshipeo”, Ucapnya memeluk erat tubuhku.
“Maaf Yoo Jin~ssi, aku sedang bertugas bisakah kau sedikit sopan”, Ucapku melepaskan pelukannya. Dapat kulihat raut mukanya yang berubah kesal.
………………….
“Baiklah sudah selesai, 2 hari lagi kamu sudah bisa pulang. Aku permisi”, Pamitku tanpa melihatnya sedikitpun.
Selesai dari memeriksa pasien, aku kembali keruanganku.
“Aisshh, mengapa sekarang ia muncul lagi dihadapanku. Semoga ini tidak berdampak apa – apa pada hubunganku dengan Sunhi”, Harapku dalam hati.
Tok..tok..tok..
“Oppa”, Panggil yeojaku manja.
Aku langsung menatapnya yang sudah berdiri di depan pintu dan tersenyum, “Ne chagi, ada apa?”,
“Apa kau sibuk?”, Tanyanya
“Tidak terlalu, kenapa? Kamu kangen ya padaku?”,
Dia diam sejenak, ”Ne oppa. Padahal baru tadi pagi kita bertemu, tapi kenapa aku sangat rindu padamu. Bagaimana kalau kita makan siang di luar? Kebetulan ini sudah mau jam makan siang, setelah itu aku mau langsung pulang, hehee”, Ucapnya sambil tertawa kecil.
“Ternyata aku memang ngangenin ya chagi, kajja kita makan di luar”, Ajakku menarik tangannya.
Selesai makan siang, aku langsung mengantarkannya pulang. Karna hari ini ia sudah tidak ada pekerjaan lagi.
“Chagi, nanti malam aku jemput ya. Kita makan malam di luar, oke?”,
“Ne Oppa, aku tunggu jemputanmu”,
#Malam hari#
_Sungmin POV_
Malam ini aku berniat melamar Sunhi, semua persiapan sudah siap. Dan sekarang Aegyo Princessku sudah duduk manis di hadapanku dengan gaun merah muda yang membuatnya semakin cantik.
“Oppa, ada apa denganmu? Kenapa kamu tersenyum terus dari tadi?”, Tanyanya heran
“Tidak apa – apa, kamu terlihat sangat cantik chagi. Sungguh”, Ucapku tulus dari hatiku.
“Gomawo Oppa”, Ucapnya malu – malu, membuat pipinya semakin merona merah.
Kami makan malam diiringi dengan dentingan tuts - tuts piano dan alunan biola, sungguh malam yang sangat romantis. Dan sebentar lagi hidangan penutup datang. Kejutan pun akan segera datang. Saat sedang asyik memakan sajian terakhir,
“Ahh, apa ini? Ada benda keras di dalam kueku”, Ujar Sunhi saat memotong kuenya. Ia berusaha memisahkan benda tersebut dari kue. “Cincin????”, Pekiknya terkejut saat melihat benda itu.
Aku tersenyum melihat ekspresinya, mengambil cincin itu dan langsung membersihkan cincin tersebut.
“Sunhi~ah, maukah kamu menikah denganku?”,
Aku lihat Sunhi hanya melongo melihatku menyatakan ini,
“Chagi~ya, jawab aku. Jangan menunjukkan ekpresi seperti itu”,
“Ahh, eeh. Mianhae Oppa, aku hanya sedikit terkejut dengan semua”,
“Would u be my wife?”, Tanyaku sekali lagi.
“Ne Oppa, aku mau“, Jawabnya dengan mata berkaca – kaca.
Aku langsung memasangkan cincin itu di jari manisnya, dan mencium hangat tangannya.
@Kamar Sunhi
_Sunhi POV_
“Benarkah tadi Sungmin Oppa melamarku? Dan 2 bulan lagi aku sudah resmi menjadi istrinya,aku tidak sedang bermimpi kan?”, Tanyaku dalam hati.
“Awwwwww”, Jeritku saat mencubit tanganku. “Ternyata ini bukan mimpi, ini nyata”, Ucapku senang sambil melihat jari manisku yang sudah tersemat sebuah cincin berlian.
-O0oo0O-
_Author POV_
3 Hari kemudian..
“Siang Oppa!!!!”, Sapa seorang Yeoja yang tiba – tiba masuk ke ruangan Sungmin tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Sungmin yang terkejut langsung melihat ke arah yeoja itu, “ Yoo Jin? Untuk apa kamu disini? Bukankah kamu sudah sembuh”, Tanya Sungmin terkejut, dan langsung kembali fokus pada pekerjaannya.
Yoo Jin langsung berjalan mendekati Sungmin, dan duduk di depan meja Sungmin. Memperhatikan Sungmin yang masih serius dengan pekerjaannya.
“Bagaimana kalau kita makan siang? Sudah lama kita tidak makan berdua”, Ajak Yoo Jin.
“Mianhae, tapi siang ini aku ingin makan bersama SUNHI, YEOJACHINGUKU”, Tolak Sungmin dengan menekankan nama Sunhi.
“Oppa masih bersama Sunhi? Aku kira kalian…”,
“Sudah putus? Perkiraanmu salah, kami masih pacaran bahkan 2 bulan lagi kami akan menikah. Maaf aku mau pergi dengan Sunhi, kalau urusanmu sudah selesai kamu bisa keluar dari ruanganku”, Ucap Sungmin sambil berjalan meninggalkan Yoo Jin yang masih terdiam.
“Ini tidak mungkin, kamu tidak mungkin menikah dengannya. Pernikahan itu tidak akan pernah terjadi, kamu hanya boleh menikah denganku Oppa”, Senyum Yoo Jin mengembang setelah terlintas sebuah ide.
@Restoran
“Oppa, kamu sedang memikirkan apa?”, Tegur Sunhi pada Sungmin yang dari tadi hanya melamun.
“Ahh, aku tidak sedang memikirkan apa – apa. Setelah ini kita jadi kan fitting baju pengantin?”, Tanya Sungmin.
“Ne Oppa, aku sudah tidak sabar mencoba baju pengantinnya”, Jawab Sunhi bersemangat.
#skip fitting baju#
@Rumah Sunhi
“Oppa, besok aku kan libur. Aku boleh ya ke makam orangtuaku”, Pinta Sunhi pada Sungmin.
“Ne, kalau begitu besok aku ijin kerja saja untuk mengantarkanmu”, Ucap Sungmin.
“Tidak usah oppa, aku bisa pergi sendiri. Oppa kerja saja, masa hanya karna aku kamu sampai ijin dari pekerjaanmu”,
“Tapi aku tidak tega membiarkanmu pergi sendiri, bagaimana kalau kamu di antarkan supirku?”,
“Hmmm, baiklah. Aku setuju – setuju saja”,
-O0oo0O-
Keesokan harinya…
Hari ini Sunhi sedang mengunjungi makam orang tuanya, dan aku selalu sibuk di rumah sakit.
“Sungmin Oppa”, Panggil seorang yeoja di depan ruanganku.
Aku langsung menoleh ke arah pintu,
“Yoo Jin~ssi? Mau apa kamu kesini lagi? Aku sedang sibuk, tolong jangan ganggu aku”,
“Sebentar lagi sudah jam istirahat, kita makan di luar ya Oppa. Sunhi sedang libur kan? Daripada kamu makan sendiri lebih baik kita makan bareng”, Tawar Yoo jin.
Setelah Yoo jin membujukku dengan segala cara, akhirnya akupun mau menerima tawarannya, selama makan siang dia terus saja bercerita tentang masa – masa saat kami pacaran. Akupun hanya menanggapinya dengan senyum dan sedikit berkomentar.
“Oppa, terimakasih mau makan siang denganku. Maaf dari tadi aku selalu membahas kejadian – kejadian saat kita masih pacaran. Tapi sekarang aku sudah belajar untuk menerima kalau Oppa sudah milik Sunhi, jadi aku berharap kita bisa menjadi teman”, Ucap Yoo Jin penuh harap.
“Ya, aku senang kalau kamu sudah menerima itu. Semoga kita tetap bisa berteman”, Jawabku.
-O0oo0O-
Keesokan harinya…
Hari ini Yoo Jin kembali datang ke ruanganku, kali ini ia datang untuk memeriksakan dirinya. Saat ia hendak kuperiksa, tiba – tiba ia menarik tubuhku hingga kini aku menimpa tubuhnya,
“Oppa, apa kamu sedang sibuk?”, Tanya Sunhi yang tiba – tiba masuk ke ruanganku membuat kami langsung menoleh kearahnya,
“Cha..chagi~ya”, Ucapku terbata.
_Sunhi POV_
Karna waktuku mengajar masih lama, aku berinisiatif ke ruangan Sungmin Oppa. Namun apa yang kulihat, Sungmin Oppa sedang bersama Yoo Jin. Dan entah apa yang mereka lakukan, hingga Sungmin Oppa sedang berada di atas tubuh Yoo Jin. Kalian pasti bingung kenapa aku bisa mengenal Yoo Jin, padahal aku belum pernah melihatnya karna dulu aku buta. Sebelumnya aku sempat melihat photonya, Sungmin Oppa yang menunjukkannya padaku sebelum akhirnya ia membuang semua photo yeoja itu.
“Mianhae kalau aku menganggu kalian”, Maafku, lalu berlari meninggalkan mereka.
“Sunhi~ah, Chagi, Tunggu sebentar”, Teriak Sungmin Oppa memanggilku.
Aku tidak mengindahkan panggilannya, dan langsung mencari taksi.
Selama di perjalanan aku terus menangis mengingat kejadian tadi, aku tidak menyangka Sungmin Oppa masih berhubungan dengan mantan yeojachingunya itu. Aku berhenti di sebuah cafe, setelah memesan segelas cokelat hangat aku mencari tempat duduk di pojok cafe.
“Boleh aku duduk disini?”, Tanya seorang namja yang sudah berdiri dihadapanku.
Aku hanya menatapnya, tidak memberikan jawaban apa – apa . Hingga akhirnya ia memutuskan untuk duduk di depanku.
“Kenalkan namaku Cho Kyuhyun, kau tidak ingat aku?”, Tanyanya sambil tersenyum.
“Namaku Park Sunhi, apa sebelumnya kita pernah bertemu? Aku sedikit familiar dengan wajah dan namamu”, Tanyaku bingung.
“Kita pernah tabrakan saat dirumah sakit. Apa kau ingat?”,
“Ahhh, ne aku ingat. Tentang kejadian itu, sekali lagi aku minta maaf”,
“Tidak apa – apa, itu bukan kesalahanmu. Sepertinya kamu habis menangis? Kamu sedang ada masalah? Akan lebih baik kalau kamu menceritakan itu pada seseorang, dariapada kamu simpan sendiri”, Ucapnya menasehatiku.
Aku seperti terhipnotis dengan ucapannya, akhirnya aku menceritakan semua kejadian beberapa jam lalu ke namja yang baru saja aku kenal.
Selesai bercerita,
“Sepertinya sudah sore, mianhae aku harus pulang. Maaf aku jadi curhat padamu, padahal kita baru kenal”
“Gwenchana Sunhi~ssi, aku akan selalu siap untuk menjadi teman curhatmu”, Ucap Kyuhyun dengan senyum hangatnya.
“Ne, Gamsahamnida. Aku pulang dulu ya”, Pamitku padanya.
Selama perjalanan pulang, aku merasa hatiku sedikit lega. Sampai aku melihat Sungmin Oppa sedang berdiri di depan rumahku,
“Chagi~ya, kamu darimana saja? Aku dari tadi menunggumu disini, handphonemu juga tidak aktif”, Tanya Sungmin dengan nada cemas.
“Bukan urusanmu Oppa, lebih baik kamu urus saja yeoja itu”, Jawabku dingin seraya membuka pintu rumahku.
“Chagi, tolong dengarkan penjelasanku dulu, jebaall”, Mohon Sungmin Oppa menahan tanganku agar aku tidak masuk rumah.
Aku menatapnya diam, menahan emosiku. Air mataku mulai mengenangi pelupuk mataku,
“Apa yang harus Oppa jelaskan?! Aku sudah melihat semua, dan itu sudah cukup jelas! Kalian masih saling mencintai, dan lebih baik cincin ini Oppa berikan padanya!”, Marahku sambil melepas cincin berlian yang melingkar di jari manisku.
“Sunhi~ah, itu semua tidak benar. Tolong dengarkan aku dulu”,
“Cukup Oppa, aku sudah sangat lelah. Aku ingin istirahat, selamat sore”, Ucapku cepat, dan langsung menutup pintu.
“Sunhi~ah!!!”, Panggil Sungmin Oppa dari luar.
Aku menangis sejadinya di kamar, khayalanku tentang pernikahan hancur sudah karna kejadian ini.
_Author POV_
Di lain tempat..
“Hahaha, sepertinya rencanaku berhasil. Pernikahan Sungmin Oppa dan yeoja itu tidak akan pernah terjadi, dan Sungmin Oppa akan menjadi milikku selamanya”, Senyum Yoo Jin penuh kemenangan.
Lalu tiba – tiba muncullah seorang namja,
“Jadi ini semua rencanamu Yoo Jin~ssi? Aku tidak menyangka kamu bisa sejahat itu”, Ucap Kyuhyun.
“Kamu tidak usah ikut campur Kyuhyun~ssi, Ini bukan urusanmu”,
“Benarkah? Kita lihat saja, Sungmin tidak akan pernah menjadi milikmu. Karna hanya SUnhi yang akan menjadi istrinya”, Ucap Kyuhyun menunjukkan evil smilenya. Dan langsung meninggalkan Yoo Jin.
-O0oo0O-
@Kamar Sunhi
Sudah beberapa hari Sunhi tidak bekerja, jangankan kerja. Keluar rumah saja tidak, wajahnya terlihat sangat pucat, rambutnya kusut, ia terlihat seperti orang yang sudah tidak punya semangat hidup lagi.
Tuliiiiliitt…tuliiiliitt….
“Yobseyo”, Sapa Sunhi lemah.
“Sunhi~ssi, kamu kemana saja? Beberapa hari ini aku tidak melihatmu di rumah sakit”, Tanya seorang namja bernama Cho Kyuhyun khawatir.
“Aku sedang tidak enak badan Kyuhyun~ssi, jadi aku tidak masuk kerja”, Jswab Sunhi sekenanya.
“Apa kamu sudah berobat? Cepat beritahu aku alamat rumahmu”,
Akhirnya Sunhi memberikan alamat rumahnya pada Kyuhyun.
Beberapa saat kemudian,
_Sunhi POV_
Ting..Tong…
Dengan malas aku berjalan menuju pintu,
“Kyuhyun~ssi, untuk apa kamu kesini?”, Tanyaku.
“Untuk mengecek keadaanmu. Lihatlah, mukamu lusuh sekali. Tubuhmu semakin kecil saja, aku takut tidak ada baju yang cukup untukmu. Jangan – jangan nanti kamu harus memakai baju anak kecil karna tidak ada baju yang pas untukmu”,
Aku sedikit tersenyum mendengar candannya, dan tiba – tiba saja semua gelap…
Di dalam mimpiku, aku merasakan Sungmin Oppa sedang bersamaku. Aku dapat melihatnya sedang tersenyum dihadapanku, bahkan aku bisa mencium wangi tubuhnya. Dan dapat kurasakan genggaman lembut tangannya, membuatku merasa nyaman. Sudah beberapa hari ini aku tidak merasakan genggaman tangannya, dan kali ini aku dapat merasakannya kembali. Bahkan terasa sangat nyata, sampai akhirnya aku sadar kalau ini bukan mimpi,
“Eeuunghhh”, Erangku merasakan kepalaku yang sangat sakit.
“Chagi~ya, apa yang sakit?”, Tanya Sungmin Oppa panik.
Aku tidak menjawab pertanyaannya,aku masih merasa sangat lemas. Mungkin ini karna makanku yang tidak teratur, bahkan sejak tadi malam belum ada makananan yang masuk ke perutku. Aku hanya menatap Sungmin Oppa dan Kyuhyun yang berdiri dibelakangnya,
“Chagi~ya, maafkan aku. Karna aku kamu jadi seperti ini, tadi Kyuhyun menghubungiku dan memberitahu keadaanmu. Aku benar – benar minta maaf chagi”, Maaf Sungmin menyesal.
Air mataku kembali mengalir, aku memalingkan wajahku darinya.
“Sunhi~ah kali ini tolong dengarkan aku. Kejadian kemarin itu hanya salah paham, saat itu Yoo Jin datang untuk memeriksakan dirinya. Dan tiba – tiba saja saat aku ingin memeriksanya, ia menarik tubuhku hingga jadi seperti yang kau lihat. Aku benar – benar sudah tidak mencintai Yoo Jin chagi, only you in my heart Sunhi~ah”, Jelas Sungmin Oppa berusaha meyakinkanku.
“Itu benar Sunhi~ssi. Kemarin tidak sengaja aku mendengar ucapan Yoo Jin, ia sengaja merencanakan ini supaya pernikahan kalian batal. Dan Sungmin menjadi miliknya lagi, aku harap kamu bisa percaya pada Sungmin”, Ucap Kyuhyun.
Aku langsung menatap Sungmin Oppa dan Kyuhyun,
“Benarkah apa yang kalian katakan?”, Tanyaku memastikan.
“Ne chagi, aku tidak bohong. Kamu mau kan memaafkan aku?”,
Aku kembali menangis, bukan tangisan sedih melainkan tangisan lega karna sudah mengetahui semua,
”Mianhae Oppa, aku telah salah paham padamu. Mungkin aku sangat egois, tidak mau mendengarkan penjelasanmu dulu”, Isakku dipelukan Sungmin Oppa.
Sungmin Oppa melepaskan pelukannya dan menatapku dengan senyum, ”Jadi pernikahan kita tidak akan batal kan? Kamu mau memakai cincin ini lagi?”, Tanya Sungmin Oppa sambil mengeluarkan cincin yang beberapa hari lalu aku kembalikan.
“Ne Oppa, aku mau”,
-O0oo0O-
Akhirnya hari pernikahanku tiba, sekarang aku sedang berada di depan cermin yang memantulkan bayangan tubuhku yang dibalut gaun putih yang sangat anggun.
“Sunhi~ah, apa kamu sudah siap?”, Tanya Lee Ahjussi menghampiriku.
“Ne Ahjussii, aku sudah siap”, Jawabku.
“Mulai saat ini kamu haruis memanggilku Appa, arraseo?”,
“Ne Appa, arraseo”, Ucapku tersenyum lebar.
Aku berjalan menuju Sungmin Oppa yang sudah berdiri menungguku dengan senyum manisnya, akupun membalas senyumnya. Saat kami sudah siap mengucapkan janji pernikahan tiba – tiba,,
“TUNGGU!! Pernikahan ini tidak boleh terjadi, HANYA AKU YANG BOLEH MENIKAH DENGAN SUNGMIN OPPA!!”, Teriak Yoo Jin yang berdiri dengan gaun pengantin membalut tubuhnya.
“Yoo Jin~ssi!! Sedang apa kamu disini, cepat keluar!!”, Teriak Kyuhyun berusaha menyeret Yoo Jin.
“Yaaa!! Kyuhyun~ssi, lepaskan aku!! Aku harus menikah dengan Sungmin Oppa, Lepaskan!!”, Berontak Yoo Jin.
Dengan bantuan petugas keamanan akhirnya Yoo Jin berhasil di jauhkan dari acara kami, dan upacara pernikahan kami pun berjalan dengan lancar dan penuh hikmat.
-O0oo0O-
Beberapa bulan keemudian,
Aku dan Sungmin Oppa sedang berada di sebuah ruangan seluas 3 x 4 m, dan di situ terlihat seorang yeoja yang sedang duduk dengan tatapan kosong, tapi mulutnya terus saja memanggil nama Sungmin Oppa. Bahkan terkadang ia menangis dan tertawa sambil terus memanggil nama Sungmin Oppa.
~ THE END ~
Categories
fanfiction
Subscribe to:
Posts (Atom)