Monday, June 3, 2013

Contoh Proposal Penulisan Ilmiah

Diposkan oleh JJhaemin di 4:08 PM
JUDUL : Animasi Cara Menyikat Gigi Untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun



PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Gigi merupakan organ yang penting bagi manusia, karena awal dari proses pencernaan berasal dari mulut dengan bantuan gigi untuk menghaluskan makanan yang masuk. Kerusakan yang terjadi pada gigi dapat mempengaruhi organ tubuh lain, dan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari – hari. Faktor – faktor yang menyebabkan kerusakan gigi dapat berasal dari makanan, minuman, ataupun lingkungan. Beberapa orang berpendapat bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi tidak akan berbahaya bagi kesehatan gigi. Tetapi setelah di telusuri lebih jauh,  hal kecil seperti itu justru menjadi alasan terbesar terjadinya kerusakan pada gigi seperti karies gigi atau gigi berlubang.
Karies gigi (gigi berlubang) merupakan hal yang paling sering di rasakan, baik bagi orang dewasa maupun anak – anak. Tetapi pada umumnya, penyakit ini menyerang sebagian besar anak – anak. Penyebabnya adalah kebiasaan anak – anak mengkonsumsi makanan yang manis, dan tidak langsung membersihkan mulut.
Selain masalah di atas, kerusakan gigi pada anak – anak juga dapat disebabkan karena kesibukan orang tua dan kurangnya perhatian orang tua mengenai perawatan gigi yang baik pada anak. Hal ini didukung kurangnya pengetahuan orang tua dalam memberikan pengarahan tentang bagaimana cara menyikat gigi dengan benar. Juga disebabkan karena terbatasnya media pembelajaran berupa animasi yang bertemakan cara menyikat gigi dengan benar.
Masalah – masalah di atas dapat diselesaikan dengan membuat sebuah media pembelajaran tentang cara menyikat gigi yang benar dengan menggunakan blender 3D.

Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah pada aplikasi ini, antara lain:
1.    Aplikasi ini khusus untuk anak berusia 2 – 5 tahun.
2.    Aplikasi ini menekankan pada animasi cara menyikat gigi yang benar disertai dengan audio dan teks.
3.    Pada animasi ini, hanya terdapat gambar gigi dan sikat gigi saja.

Tujuan Penulisan
Membuat “Animasi Cara Menyikat Gigi Untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun”. Animasi ini di harapkan dapat menarik minat anak – anak dalam mempelajari bagaimana cara menyikat gigi yang benar. Juga dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari – hari sehingga menyikat gigi tidak hanya sebagai formalitas saja, melainkan suatu kewajiban untuk menjaga kesehatan mulut.

LANDASAN TEORI
Gigi
Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada tulang, tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Menurut perkembangannya, gigi lebih banyak persamaannya dengan kulit daripada dengan tulang. Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan rahang bawah (Rasinta Tarigan, 1995). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), gigi merupakan tulang keras dan kecil – kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun berakar di dalam gusi dan gunanya untuk mengunyah dan mengigit. Struktur gigi pada manusia terbagi dalam dua bagian yaitu  bagian mahkota dan  bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam di dalam tulang rahang. Gigi merupakan salah satu jaringan keras tubuh yang terdiri dari enamel/email, dentin dan sementum.
Dalam pertumbuhannya, gigi mengalami dua fase pergantian. Diawali dari pertumbuhan gigi susu yang lengkap pada kisaran umur tiga tahun dengan jumlah 20 gigi, kemudian diganti dengan fase gigi tetap yang diawali pada kisaran umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan gigi tetap ini menjadi lengkap setelah jumlah gigi menjadi 32 gigi, sekitar umur 17 sampai dengan  umur 21 tahun. Fase diantara awal fase gigi tetap sampai gigi tetap yang lengkap disebut fase gigi campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17 tahun.
.   Perawatan Gigi
Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut, terdapat beberapa cara untuk merawatnya. Diantaranya adalah :
a.    Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya.
1.    Alat dan Bahan Menyikat Gigi
Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:
-    Sikat Gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri, seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena sifatnya yang elastis (Budiman, 2009).
-    Pasta Gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor apabila digunakan secara  teratur akan dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat dan dikalsium fosfat, tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisiensi pembersihan plaque. Pasta gigi yang mengandung fluorida ternyata sudah terbukti dapat meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi gingiva (Manson dan Eley, 1993).
-    Alat Bantu Menyikat Gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi, dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela gigi dan di bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi.
2.    Waktu Menyikat Gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan pada gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kumanpun akan tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam ini bisa dicegah dengan menyikat gigi (Budiman, 2009).
3.    Teknik Menyikat Gigi
Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah:
a.    Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.
b.    Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
c.    Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar.
d.    Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju -  mundur.
e.    Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.
f.    Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi.
g.    Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas.
b.    Membersihkan Lidah dan Berkumur dengan Obat Kumur
Membersihkan lidah dan berkumur dengan obat kumur dapat membersihkan bakteri yang menempel dari sisa - sisa makanan yang ada.
c.    Periksakan Kesehatan Gigi dan Mulut
Rutin untuk memeriksakan gigi ke dokter minimal 6 bulan sekali. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan saat terjadi kerusakan pada gigi, tetapi untuk mendeteksi dan mengkoreksi masalah pada gigi lebih awal.

Multimedia
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video. Obyek-obyek multimedia tersusun dari 5 unsur yaitu teks, grafik, audio. video dan animasi.
a.    Teks
Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan suatu bahasa. Kebutuhan teks bergantung pada kegunaan aplikasi multimedia.
b.    Grafik
Image (grafik) merupakan hasil sebuah citra pengambilan citra yang didapat melalui alat penangkap citra, seperti kamera dan scanner, yang hasilnya sering disebut dengan gambar. Gambar dapat berwujud sebuah ikon, foto ataupun simbol.
c.    Audio
Audio adalah elemen multimedia yang menitikberatkan penggunaan telinga sebagai alat utama untuk menangkap informasi. Penggabungan audio ke dalam sebuah aplikasi multimedia dapat memberi informasi yang tidak dapat diperoleh dari metode komunikasi yang lain. Penambahan audio pada interface dapat memperkaya cara interaksi manusia dengan komputer, dimana manusia bisa memperoleh informasi melalui lebih dari satu indera, tidak hanya melalui lebih dari satu indera, tidak hanya melalui sistem visual saja tetapi juga bisa melalui sistem audio.
d.    Video
Video merupakan gabungan dari media gambar dan audio yang diambil menggunakan alat perekam seperti Handycam. Media ini merupakan elemen terlengkap jika dibandingkan dengan elemen lain, akan tetapi membutuhkan ruang yang besar dalam penyimpanannya.
e.    Animasi
Animasi adalah salah satu elemen multimedia yang memang sangat menarik, sebab ia mampu membuat sesuatu seolah - olah bergerak. Padahal animasi adalah rangkaian sejumlah gambar yang ditampilkan secara bergantian. Ada beberapa jenis animasi, yaitu :
1.    Stop-motion animation
Stop-motion animation sering pula disebut claymation karena dalam perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Teknik stop-motion animasi ini sering digunakan dalam visual effect untuk film-film di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini.
2.    Animasi Tradisional (Traditional animation)
Tradisional animasi adalah teknik animasi yang paling umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik animasi inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Tradisional animasi juga sering disebut cel animation karena teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid tranparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP. Dengan berkembangnya teknologi komputer, lahir teknik animasi baru yang seluruh pengerjaannya mengunakan komputer yang kemudian disebut computer animation (animasi komputer) atau lebih dikenal 3D animation. Untuk membedakan 3D animation yang seluruhnya dikerjakan dengan komputer, cel animation kemudian juga disebut 2D animation.
3.    Animasi Komputer
Sesuai dengan namanya, animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dikomputer. Melalui camera movement, keseluruhan object bisa diperlihatkan secara 3 dimensi, sehingga banyak yang menyebut animasi ini sebagai animasi 3 dimensi ( 3D animation ).


PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya animasi cara menyikat gigi ini, akan membuat anak mengetahui bagaimana cara menyikat gigi dengan benar. Animasi ini juga dapat membantu orang tua untuk mengajarkan cara yang benar kepada anak.

Saran

Animasi ini masih dapat dikembangkan lagi menjadi media pembelajaran yang lebih menarik, seperti menambahkan objek anak kecil dan beberapa efek busa dalam menyikat gigi. Agar lebih terlihat seperti kegiatan menyikat gigi yang sebenarnya
An
Ani

Sistematika Pembuatan Proposal

Diposkan oleh JJhaemin di 3:54 PM
1. Hal - Hal yang Diungkapkan Dalam Latar Belakang
Hal - hal yang perlu untuk diungkapkan pada latar belakang penelitian ialah latar belakang menulis atau melakukan penelitian pada topik yang dipilih, hal - hal yang menarik atau menimbulkan pertanyaan dari topik ini, pentingnya topik ini untuk diangkat sebagai tulisan atau untuk diteliti.
Pada umumnya, terdapat 4 unsur pokok yang tersirat dalam perumusan latar belakang dalam rangka pengembangan gagasan / masalah, yaitu :
*  Unsur Pentingnya Masalah
Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis pada awal gagasan atau pemikiran pertama yang dapat mengemukakan arti pentingnya sebuah masalah dan seberapa besar masalah itu penting untuk diteliti.
*  Unsur Skala Masalah
Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya masalah dan itu
penting untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan atau penguraian tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti bagaimana dampaknya.
*  Unsur Kronologis Masalah
Merupakan unsur yang menjelaskan proses terjadinya masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada yang harus ditunjang dengan data empiris dari permasalahan penelitian yang akan diteliti.
*  Unsur Solusi Masalah
Unsur ini digunakan sebagai alternatif dalam memberikan solusi atas masalah yang timbul serta alternatif lain yang akan dilakukan dalam penelitian.

2. Batasan Masalah
Batasan masalah menjelaskan batasan - batasan penelitian atau tulisan, misalnya hal - hal yang tidak akan dibahas atau diteliti, lingkungan yang ditentukan sebagai pembatas, batasan data atau jumlah materi yang melingkupi penelitian atau tulisan.

3.   Cara Membatasi Masalah
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan ruang lingkup masalah penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam. Berarti dapat dikatakan pula membatasi ruang lingkup masalah sebagai pematasan ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ada 4 tahap yang dapat dilakukan, yaitu :
*  Dengan cara memeriksa atau mempelajari hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya (examine the literature).
*  Membicarakan atau mendikusikan dengan kolega atau orang lain yang berkompeten dengan harapan dapat memperoleh masukan yang bermanfaat (talk over ideas with others).
*  Mencoba membatasi ruang lingkup dengan cara memperlakukan topik yang hendak dikaji untuk konteks yang khusus, waktu yang lebih terbatas
*  Membatasi ruang lingkup studi dengan cara terlebih dahulu menetapkan tujuan atau manfaat studi yang diinginkan.

4. Perumusan Masalah
Berisi thesis statement atau research question yang ditulis secara singkat dan jelas dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Biasanya temuan-temuan diakhir penelitian harus bisa menjawab research question ini. Bila tidak, maka dapat dikatakan bahwa penelitian tidak berhasil karena tidak mencapai tujuan yang hendak dicapai. Hal ini disebabkan research question pada akhirnya akan terpecah-pecah menjadi tujuan penelitian (objective research) yang merupakan tujuan utama dalam melakukan riset. Ketidakberhasilan penelitian sering muncul berangkat dari perumusan masalah yang benar, namun penuangan ke dalam research question yang salah atau keliru.

Dalam membuat research question ada beberapa teknik dan pendekatan yang bisa digunakan menurut Kerlinger, yakni:
Tenacity, pendekatan ini berusaha membuat dan merancang sebuah Research Question dengan berusaha mengikuti pola logika yang ada dan berlaku di masyarakat. Artinya Research Question selalu berusaha mencari kebenaran yang ada dengan memahami aturan-aturan yang ada di dalam fenomena tersebut.
*  Intuition, pendekatan ini yang berusaha membuat dan merancang sebuah Research Question berangkat dari sikap apriori, opini dan asumsi peneliti yang sifatnya sangat pribadi (alasan pribadi). Pendekatan ini terkadang aneh dan membingungkan karena berbeda dengan tenacity yang begitu menggunakan logika. Pendekatan ini lebih ingin membongkar intuisi si peneliti saja, pendapat salah dan meleset itu biasa ada dan tidak penting karena yang lebih diutamakan adalah pemenuhan dari intuisi peneliti. Pendapat ini berangkat dari kemampuan berfilosofis dari peneliti yang bebas nilai.
*  Autoritas, pendekatan yang berusaha membuat research question ini lebih menggunakan pendapat dari sumber yang terpercaya dan dianggap kompeten di masyarakat. Seperti; orang tua, koresponden berita, guru, opinion leader (pemuka adat) dan lain-lain. Pijakan pendapat ini berusaha mengungkap research question yang berasal dari sumber terpercaya di masyarakat.
*  Learning, pendekatan yang berusaha membuat research question ini juga berasal dari proses pembelajaran manusia. Pembelajaran manusia dianggap sebagai rangkaian langkah kecil yang obyektif dari upaya manusia memahami lingkungan. Sejak kecil manusia belajar untuk memahami hidup ini melalui representasi peranan orang tua. Artinya kita bisa hidup dan berpikir seperti ini dengan memahami aturan yang ada dan berlaku di dalam lingkungan manusia.

5. Cara Merumuskan Masalah
Dalam merumuskan masalah penelitian terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan. Berikut merupakan cara yang dapat ditempuh dalam merumuskan masalah dalam suatu penelitian:
*  Permasalah adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein (apa yang ada).
*  Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
*  Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal: attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dan lain-lain.
*  Sumber permasalahan dapat diperoleh dari : bacaan, seminar, lokakarya, diskusi, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan, pengalaman, dan lain sebagainya.

6. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan secara singkat seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis, membuktikan atau membuat prototype.
Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam 2 jenis, yaitu : Penulisan Tujuan Umum dan Penulisan Tujuan Khusus.
*  Penulisan Tujuan Umum dilakukan untuk mempelajari atau menjelaskan tujuan yang hendak dicapai secara umum.
*  Penulisan Tujuan Khusus dilakukan sebagai langkah – langkah untuk mencapai tujuan umum.



7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisikan tentang sumbangan yang dapat diberikan dari hasil penelitian bagi pengembangan ilmu dan teknologi, bagi pengambil kebijakan, bagi lembaga tempat penelitian, dan bagi peneliti sendiri. Apa yang terkandung dalam tujuan dan manfaat penelitian, nantinya harus benar-benar tampak, baik pada hasil penelitian dan pembahasannya, maupun pada kesimpulan dan saran.

8. Kajian Pustaka / Landasan Teori


Memberikan penjelasan teori - teori pendukung yang akan digunakan dalam menulis atau melakukan penelitian.


 9. Metodologi Penelitian
Uraian metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi variabel penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan cara interpretasi/ penafsiran hasil. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan data & informasi, analisis data & informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
a. Objek Penelitian, adalah sifat keadaan ( “attributes”) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati,keadaan batin, dsb. (orang), bisa pula berupa proses dsb. (lembaga)
b. Data Penelitian
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya data jumlah penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan, dan lain-lain.
Jenis-jenis data adalah sebagai berikut:
*  Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbenttuk kata, kalimat, atau gambar atau bagan.
*  Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai berikut:
-  Data Nominal
Data Nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya sebagai simbol saja dan tidak menunjukan tingkatan tertentu. Misalnya:
Laki-laki = 1 dan perempuan = 2
Dari contoh di atas, 2 tidak lebih tinggi dan 1 tidak lebih setara.
-  Data Ordinal
Data Ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa berbeda-beda.  Misalnya:
Nilai A = 1
Nilai B = 2
Nilai C = 3
Pada contoh di atas, 1 lebih tinggi dari 2, dan 2 lebih tinggi dari 3
-  Data Interval
Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka 0 tetap ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran suhu. Data ini dapat dibuat menjadi tipe ordinal yang menggunakan peringkat seperti dalam pengukuran skala likert. Misalnya:
Sangat Setuju = 5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju = 1
-  Data Rasio
Data Rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka nol (0) benar-benar tidak ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran berat badan, jika beratnya 0 kg berarti tidak ada bobotnya. Tipe data ini misalnya data berat badan, tinggi badan, data keuangan perusahaan, data nilai siswa, dll.

10. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
*  AngketAngket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
-    Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
-    Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
-    Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
-    Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
*  ObservasiObrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
-    Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
-    Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
*  WawancaraWawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
-    Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
-    Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.


11. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya wajib diuraikan cara pengolahan data secara konkrit yang akan digunakan untuk penilaian tujuan penelitian. Data memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena sebagai masukan (input) akan sangat menentukan bermutu tidaknya suatu penelitian. Data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode tertentu.
*  Penelitian KuantitatifUmumnya penelitian kuantitatif menggunakan teknik-teknik analisis statistik, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan analisis matematis biasa (misalnya analisis terhadap tabel frekuensi). Untuk penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif tetapi tidak menggunakan hipotesis (seperti yang menggunakan analisis tabel frekuensi tersebut). Pengumpulan data yang menggunakan kuesioner wajib melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Cara menguji hipotesis dapat dilakukan dengan memaparkan identifikasi pengujian statistik teoritis yang digunakan serta taraf signifikansinya, serta argumentasi terhadap pemilihan suatu uji statistik. Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap hasil uji statistik berdasarkan teori yang telah diajukan di dalam bab kerangka teoritis.
Sementara penelitian kuantitatif yang menggunakan hipotesis, perlu mengemukakan jenis hipotesis dan cara mengujinya. Jenis hipotesis dapat berupa hipotesis teoritis dan hipotesis statistik. Hipotesis alternatif dapat dirumuskan dalam bentuk terarah atau tidak terarah, bergantung pada kualitas teori yang dijadikan sebagai dasar perumusannya.

*  Penelitian KualitatifPenelitian kualitatif umumnya analisis dilakukan dengan pengelompokan data untuk mencari suatu pola/keteraturan dari fenomena yang dipelajari, membandingkan data (konsep-konsep, unsur-unsur atau faktor-faktor) dengan standar, norma, konsep, teori atau referensi lainnya.
Selanjutnya dilakukan interpretasi/pemaknaan subyektif terhadap data, pola yang muncul dari data, maupun terhadap hasil perbandingan data dengan referensi yang telah ditetapkan dengan mengutamakan referensi yang dipaparkan di dalam bab kerangka teori.
Sementara itu uji validitas (jika diperlukan) di dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menerapkan triangulasi.


12. Hasil Penelitian
Menguraikan gambaran umum unit observasi seperti data atau variabel/konsep, penelitian, perusahaan, daerah, lokasi, proses, atau sejenisnya, serta menguraikan analisis dan pembahasan hasil penelitian.

13. Daftar Pustaka
Bibliography sumber-sumber informasi yang digunakan dengan mengikuti aturan sebagai berikut :
*  Untuk pustaka dalam bentuk buku yang diterbitkan terdiri
atas :
-    nama pengarang (nama keluarga, nama depan), Judul buku (dicetak
miring), Kota Penerbit : Nama Penerbit, tahun penerbitan. Sebagai
contoh,
Cleveland, Donal D. Introduction to Indexing and Abstracting.
Englewood : Librairies Unlimited, Inc., 2001

*  Pustaka dalam bentuk Jurnal tercetak : nama pengarang
(nama keluarga, nama depan, “judul artikel”, Nama Jurnal (cetak
Miring) , Nomer, Bulan dan Tahun Terbit, halaman. Contoh:
Dugan, Maire A. “Nested Paradigm”, Annals, IX, March 2001, hlm.
56

*  Pustaka dalam bentuk Jurnal Online : nama pengarang (nama
keluarga, nama depan, “judul artikel”, nama jurnal (cetak miring),
nomer, bulan dan tahun terbit, halaman, nama database. Database
on-line. Nama vendor database. Tgl akses artikel tersebut
(tgl/bln/tahun). Contoh:
McRae, John R. "Buddhism." Journal of Asian Studies 54, no. 2,
1995, hal 354-371. ABI/Inform. Database on-line. UMI-Proquest;
tgl akses 13 May 1996.
Woodworth, Griffin Mead, “Hackers, Users, and Suits: Napster and
Representations of Identity”,Popular Music & Society., Vol. 27 no 2,
Juni 2004, hal 161-184, Academic Search Premier. Database on-
line. EBSCO. Tgl akses 21 Sept 2005





antoniuscp.wordpress.com/lecture-notes/learning-and-research/penyusunan-proposal-penelitian/
http://fikom.tarumanagara.ac.id/component/content/article/7-announcement-/94-panduan-skripsi.html








Free Breast Cancer Pink Heart Ribbon Glitter Cursors at www.totallyfreecursors.com

 

DoubleJ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review