1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal, yang terdapat dalam buku, acuan lain, atau penuturan lisan. Kutipan ini dapat berupa kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil secara lengkap (per kataatau per kalimat) dari sumbernya. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil intinya saja.
2. Prinsip - Prinsip Mengutip
a. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata - katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan.
b. Menghilangkan bagian kutipan. Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Caranya:
a.1. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan
titik berspasi.
a.2. Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan).
3. Macam - Macam Kutipan
a. Kutipan Langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b. Kutipan Tidak Langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja.
c. Kutipan Pada Catatan Kaki
d. Kutipan Atas Ucapan Lisan
e. Kutipan Dalam Kutipan.
f. Kutipan Langsung Pada Materi.
4. Teknik Mengutip
a. Kutipan Langsung
1) Tidak lebih dari 4 baris:
- Kutipan diintegrasikan dengan teks.
- Jarak antar baris kutipan dua spasi.
- Kutipan diapit dengan tanda kutip
- Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
2) Lebih dari empat baris :
- Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
- Jarak antar baris kutipan satu spasi.
- Kutipan dimasukkan 5 - 7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5 - 7 ketukan.
- Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
- Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
b. Kutipan Tidak Langsung
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks.
2) Jarak antar baris kutipan spasi rangkap.
3) Kutipan tidak diapit tanda kutip.
4) Sesudah selesai diberi sumber kutipan.
c. Kutipan Pada Catatan Kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
d. Kutipan Atas Ucapan Lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
e. Kutipan Dalam Kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip
tunggal atau tanda kutip ganda.
2) Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip
tunggal
f. Kutipan Langsung Pada Materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18343/Kutipan.ppt
About Me
Categories
- Curhatan (2)
- fanfiction (20)
- Kuliner Area (7)
- MotoGP-2012 (3)
- Penulisan Ilmiah (1)
- Rangkuman IBD (11)
- Review Make Up (2)
- Saengil Chukkae (4)
- Tugas (7)
- Tugas Bahasa Indonesia 1 (8)
- Tugas Bahasa Indonesia 2 (7)
- Tugas Etika dan Profesionalisme TSI (14)
- Tugas Pengantar Telematika (2)
- Tugas Teori Organisasi Umum 1 (4)
- Tugas Teori Organisasi Umum 2 (7)
- Tulisan Bahasa Indonesia 2 (1)
- Tulisan Etika dan Profesionalisme TSI (4)
- Tulisan IBD (6)
- Tulisan Teori Organisasi Umum 1 (2)
- Tulisan Teori Organisasi Umum 2 (1)
Followers
Studentsite's News
Wednesday, November 28, 2012
Wednesday, November 21, 2012
Konvensi Naskah
1. PENGERTIAN
Konvensi adalah sesuatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dan dipatuhi berdasar aturan yang ada. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. Jadi, konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan, dan aturan yang sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah di atur mencangkup aturan tentang pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
2. MACAM - MACAM NASKAH
a. Formal : suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
Syarat Formal Penulisan Naskah :
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
A.1 Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan / karangan ilmiah. Halaman judul tidak mencantumkan apa – apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisannya (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
# Komposisi tidak menarik.
# Tidak estetik.
# Hiasan gambar tidak relevan.
# Variasi huruf jenis huruf.
# Kata “ditulis (disusun) oleh.”
# Kata “NIM/NRP.”
# Hiasan, tanda – tanda, atau garis yang tidak berfungsi
# Kata – kata yang berisi slogan.
# Ungkapan emosional.
# Menuliskan kata – kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
A.2 Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukkan bagian ini, maka hal semata – mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
A.3 Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda - tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
- Tulisan melampaui garis tepi.
- Menulis nama tidak lengkap.
- Menggunakan huruf yang tidak standar.
- Tidak mencantumkan gelar akademis.
A.4 Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah ertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
A.5 Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur – unsure pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
A.6 Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
A.7 Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku, atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
B.1 Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok – pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
- Latar belakang masalah
- Tujuan penulisan
- Ruang lingkup masalah
- Landasan teori
- Sumber data penulisan
- Sistematika penulisan
B.2 Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
- Ketuntasan materi
- Kejelasan uraian / deskripsi : Kejelasan konsep, kejelasan bahasa, kejelasan penyajian dan fakta kebenaran.
B.3 Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Kesimpulan ini harus disusun sebaik mungkin. Kesi pulan haris dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara, yaitu :
a. Tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan – ringkasan argument yang penting dalam bentuk dalil atau tesis.
b. Untuk kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok – poko yang telah diuraikan dalam karangan.
C. Bagian Pelengkap Penutup
C.1 Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :
- Nama pengarang : penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
- Tahun terbit.
- Judul buku : penulisannya bercetak miring.
- Data publikasi, meliputi tempat / kota terbit, dan penerbit.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
C.2 Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain – lain. Lampiran disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
C.3 Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
C.4 Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya – karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
b. Semi Formal : Bila sebuah karangan tidak memenuhi persyaratan lahiriliah yang dituntut konvensi
c. Non Formal : Bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat – syarat formalnya.
http://logicexploration.blogspot.com/2010/12/konvensi-naskah-dan-penyntingan.html
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc.
Konvensi adalah sesuatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dan dipatuhi berdasar aturan yang ada. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. Jadi, konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan, dan aturan yang sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah di atur mencangkup aturan tentang pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
2. MACAM - MACAM NASKAH
a. Formal : suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
Syarat Formal Penulisan Naskah :
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
A.1 Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan / karangan ilmiah. Halaman judul tidak mencantumkan apa – apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisannya (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
# Komposisi tidak menarik.
# Tidak estetik.
# Hiasan gambar tidak relevan.
# Variasi huruf jenis huruf.
# Kata “ditulis (disusun) oleh.”
# Kata “NIM/NRP.”
# Hiasan, tanda – tanda, atau garis yang tidak berfungsi
# Kata – kata yang berisi slogan.
# Ungkapan emosional.
# Menuliskan kata – kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
A.2 Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukkan bagian ini, maka hal semata – mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
A.3 Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda - tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
- Tulisan melampaui garis tepi.
- Menulis nama tidak lengkap.
- Menggunakan huruf yang tidak standar.
- Tidak mencantumkan gelar akademis.
A.4 Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah ertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
A.5 Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur – unsure pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
A.6 Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
A.7 Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku, atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
B.1 Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok – pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
- Latar belakang masalah
- Tujuan penulisan
- Ruang lingkup masalah
- Landasan teori
- Sumber data penulisan
- Sistematika penulisan
B.2 Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
- Ketuntasan materi
- Kejelasan uraian / deskripsi : Kejelasan konsep, kejelasan bahasa, kejelasan penyajian dan fakta kebenaran.
B.3 Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Kesimpulan ini harus disusun sebaik mungkin. Kesi pulan haris dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara, yaitu :
a. Tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan – ringkasan argument yang penting dalam bentuk dalil atau tesis.
b. Untuk kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok – poko yang telah diuraikan dalam karangan.
C. Bagian Pelengkap Penutup
C.1 Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :
- Nama pengarang : penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
- Tahun terbit.
- Judul buku : penulisannya bercetak miring.
- Data publikasi, meliputi tempat / kota terbit, dan penerbit.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
C.2 Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain – lain. Lampiran disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
C.3 Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
C.4 Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya – karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
b. Semi Formal : Bila sebuah karangan tidak memenuhi persyaratan lahiriliah yang dituntut konvensi
c. Non Formal : Bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat – syarat formalnya.
http://logicexploration.blogspot.com/2010/12/konvensi-naskah-dan-penyntingan.html
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc.
Categories
Tugas Bahasa Indonesia 1
Wednesday, November 14, 2012
Topik, Judul, dan Tema
1. TOPIK
Topik berasal dari bahasa Yunani "Topoi" yang artinya tempat. Dalam
hal tulis menulis, topik berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang
menjadi landasan penulisan artikel. Topik juga diartikan sebagai pokok
pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, bahan diskusi, dsb atau
merupakan inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan.
Dalam membuat tulisan, penulis pertama kali akan menentukan topik dari
tulisannya. Topik tunggal adalah pokok pembicaraan yang terdiri dari
satu masalah saja. Dari pembicaraan satu masalah, biasanya pembicaraan
ini berkembang ke masalah lain hingga topiknya menjadi banyak. Topik ini
bisa disebut multitopik atau topik ganda.
Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut :
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
1.1 Ciri - Ciri Topik yang Baik
Ciri - ciri utama topik ialah permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
Ciri - ciri topik yang baik adalah :
a. Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca.
c. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
d. Bermanfaat.
e. Jangan terlalu luas.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
h. Memiliki data dan fakta yang obyektif.
i. Memiliki sumber acuan atau referensi.
2. JUDUL
2. JUDUL
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri dan kadang dapat menentukan wilayah (lokasi). Di dalam sebuah artikel, judul sering disebut sebagai kepala tulisan. Judul baiknya dibuat dengan ringkas, padat, dan menarik.
Fungsi Judul :
a. Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.
b. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membaca isinya.
c. Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d. Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya.
2.1 Syarat - Syarat Judul yang Baik
Syarat - syarat judul yang baik adalah :
a. Harus relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi cerita tersebut.
c. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
d. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
e. Judul harus mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang.
Judul terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Judul Langsung : Berkaitan erat dengan bagian utama berita, hingga hubungannya dengan bagian utama terlihat jelas.
b. Judul Tidak Langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
3. TEMA
b. Judul Tidak Langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
3. TEMA
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, yang artinya sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis lain. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasa yang akan disusun menjadi tulisan.
Beberapa sumber mengatakan, pengertian tema dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari proses penyusunan karangan itu sendiri. Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan sebGi sebuah kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar - ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat topik dan alinea.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat topik dan alinea.
3.1 Ciri - Ciri Tema yang Baik
Ciri - ciri tema yang baik adalah :
a. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahkan masalah - masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahkan masalah - masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
b. Tema dikenal / diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c. Bahan - bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
Topik, judul, dan tema memiliki makna yang sama, yaitu pokok pembicaraan dalam sebuah diskusi / dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah / buku.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
Topik, judul, dan tema memiliki makna yang sama, yaitu pokok pembicaraan dalam sebuah diskusi / dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah / buku.
Persamaan dan Perbedaan Antara Topik, Judul, dan Tema :
~Persamaan : Topik dan tema sama-sama dapat dijadikan judul tulisan.
~Perbedaan : Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.
~Perbedaan : Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Categories
Tugas Bahasa Indonesia 1
Subscribe to:
Posts (Atom)