1. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis hingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Kalimat efektif juga terdiri atas kata - kata yang memiliki unsur SPOK.2. SYARAT - SYARAT KALIMAT EFEKTIF
2.1 Koherensi. Yaitu hubungan timbal – balik yang baik dan jelas antara unsur– unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah – kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok - kelompok kata yang rapat hubungannya. Hal-hal yang merusak koherensi :a) Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
b) Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c) Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d) Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.
2.2 Kehematan. Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam kata frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur – unsur penghematan yang harus diperhatikan :
a) Frase pada awal kalimat.
Contoh : sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut,menurut para ahli bedah.
b) Pengurangan subyek kalimat.
Contoh : Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
2.3 .Keparalellan. Keparalellan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh : - Kakak menolong anak itu dengan di papahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
- Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
- Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya kepinggir jalan. (efektif)
- Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
- Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
2.4 Penekanan. Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
a) Posisi dalam kalimat. Untuk memberikan penekanan dalam kalimat,biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah kata dalam kalimat.
b) Urutan yang logis. Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya di perhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat di susun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.Contoh:-kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
2.5 Kevariasian. Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang di mulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
1. Subyek pada awal kalimat.
Contoh: - bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
1. Predikat pada awal kalimat (kalimat inverse sama dengan susun balik).
Contoh: - Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
1. Kata modal pada awal kalimat.
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu atau sebaliknya dan yang keras menjadi lembut atau sebaliknya. Untuk menyatakan kepastian di gunakan kata : pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya. Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya. Untuk menyatakan kesungguhan digunakan : sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
b). Panjang - pendek kalimat. Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik dan efektif, kalimat yang panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek - pendek atau panjang - panjang.dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih mudah di pahami sehingga keseluruhan paragraph merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat. Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif. Selain pola inverse, panjang - pendek kalimat, kalimat majemuk dan sastra, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak langsung. Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkam paragraf. Kalimat langsung dapat di ambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.
3. PENGERTIAN ALENIA / PARAGRAF
Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, alenia berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demikian ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat, penyebabnya:a. Kurang dikembangkan oleh penulisnya
b. Sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan
c. Dialog dalam narasi diperlakukan sebagai satu alinea
4. TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA
a. Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu temab. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal
5. UNSUR - UNSUR ALINEA
Alinea terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea, sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama.5.1 Ciri kalimat topik:
1) Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2) Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3) Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4) Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau kata transisi.
5.2 Ciri kalimat penjelas:
1) Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2) Arti kalimatnya baru jelas setalah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3) Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kata transisi
4) Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik.
6. SYARAT - SYARAT ALINEA
a. Memiliki kesatuan alinea : dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiranb. Memiliki kepaduan alinea atau koherensi. Koherensi alinea dapat diciptakan melalui susunan yang logis dan perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata sambung atau kata transisi
Contoh :
1) Repetisi: Banjir adalah aliran air yang deras di sungai. Banjir disebabkan oleh pendangkalan sungai.
2) Kata ganti: Ani dan Tini kuliah di UI. Mereka sering berangkat bersama - sama.
3) Kata transisi: Sidang skripsi Ani akan diadakan minggu depan. Untuk maksud itu, ia sudah mempersiapkan diri..
7. JENIS - JENIS ALINEA
7.1. Menurut fungsinya dalam karangan:1) Alinea pembuka:
a) Menghantar pokok pembicaraan
b) Tidak boleh terlalu panjang
c) Menarik minat dan perhatian pembaca
d) Menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi karangan
2) Alinea penghubung atau pengembang: mengemukakan inti persoalan
3) Alinea penutup:
a) Tidak boleh terlalu panjang
b) Berisi simpulan atau cerminan inti uraian
7.2. Menurut posisi kalimat topiknya:
1) Alinea deduktif: kalimat topik pada awal alinea
Contoh: Samarkand merupakan salah satu kota tertua di dunia. Awalnya, kota itu bernama Maracanda. Pada 329 M, kota itu ditaklikkan Alexander Agung. Dua abad kemudian, Samarkand menjadi bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan Himyar (115 SM-33 M). Saat itu, kota itu menjadi tempat bertemunya tiga kebudayaan yakni, Barat, Cina , dan Arab. (Kompas, 2 April 2008, h. 8)
2) Alinea induktif: kalimat topik pada akhir alinea
Contoh: Selain kesohor dengan keindahannya, Samarkand pun dikenal sebagai kota yang strategis. Kota legenda itu berada di tengah ‘Bayangan Asia’ yang menghubungkan Jalur Sutra antara Cina dan Barat. Di era kejayaan Islam, Samarkand menjadi pusat studi para ilmuwan. Itulah mengapa, orang-orang Eropa mendaulatnya sebagai ‘Tanah Para Saintis’. (Ibid.)
3) Alinea deduktif - induktif: kalimat topik pada awal dan akhir alinea.
Contoh: Keindahan Samarkand yang begitu populer sempat membuat Kaisar Alexander Agung terpikat. Tatkala menginjakkan kakinya untuk pertama kali di tanah Samarkand, Alexander pun berseru, “Aku telah lama mendengar keindahan kota ini. Namun tak pernah mengira kota ini benar-benar cantik dan megah”. (Ibid.)
4) Alinea deskriptif dan naratif: alinea penuh kalimat topik:
Contoh: Samarkand mencapai masa keemasannya di era Islam, ketika Dinasti Timurid (1370-1506 M) berkuasa. Dinasti itu menundukkan Samarkand dari tangan Shah Sultan Muhammad – penguasa dinasti Khawarizmia. Di bawah kepemimpinan Timur Lenk, dua penjelajah terkemuka Marco Poloa dan Ibnu Batutta sudah melihat geliat kemajuan yang dicapai Samarkand. (Ibid.)
7.3 Menurut sifat isinya:
1) Alinea persuatif: jika isi alinea bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca
Contoh: Meski dari luar terlihat sepi, ternyata di dalam rumah ada aktivitas. Lima orang di dalam rumah itu tengah mengerjakan alih aksara naskah - naskah kuno. Satu orang di depan komputer mengetik naskah yang dibacakan dan dilagukan oleh satu orang di sampingnya. Naskah yang dibaca berhuruf Jawa dan bertembang macapat. Sesuatu yang tidak mudah bagi orang Jawa sekalipun!. (Kompas, 7 November 2007, h. 38)
2) Alinea argumentatif: jika alinea bersifat membahas suatu masalah dengan bukti - bukti
Contoh: Isi naskah kuno itu mulai dari agama, almanak, babad, bahasa, berita, budaya, gamelan, hukum, keris, primbon, pertanian, dan lain-lain. Untuk pertanian, misalnya, ada naskah tentang menanam kelapa yang berjudul Kawruh Nanem Kalapa Sarta Paidahipun karya Padmasusastra, tahun 1912. Ada juga tentang tata cara menanam padi berikut jenis-jenis padi yang ada. (Ibid. )
3) Alinea naratif: jika isi alinea bersifat menuturkan peristiwa
Contoh: Penyelamatan naskah kuno oleh Yayasan Sastra dilakukan dengan penyelamatan fisik meski dengan cara sederhana, seperti pembersihan dan fumigasi serta perawatan beberapa bagian naskah yang rusak. Penyelamatan dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak delapan orang.
4) Alinea deskripif: jika isi alinea menggambarkan sesuatu
Contoh: Masa keemasan kepujanggaan mulai muncul ketika keraton Surakarta pindah ke Desa Sala yang sekarang menjadi pusat keraton. Mulai era Paku Buwana VI, kepujanggaan memasuki masa keemasan. Pada masa itu banyak karya sastra bermunculan, salah satunya yang terkenal dan mendunia adalah Serat Centini. (Ibid.)
5) Alinea ekspositoris: jika isi alinea bersifat memaparkan sesuatu
Contoh: Dari naskah kuno ini, misalnya, seorang arsitek diharapkan bisa melihat atau menggali informasi arsitektur Jawa. Seorang dokter juga bisa menggali pengetahuan medis lokal. Seorang ahli pertanian bisa menggali budidaya berbagai tanaman dan juga pemanfaatannya. (Ibid.)
http://www.scribd.com/doc/92564582/Kalimat-Efektif
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf
http://www.slideshare.net/BrilianUcupperrzPusannk/pengertian-kalimat-efektif