Monday, October 29, 2012

Kalimat Efektif

Diposkan oleh JJhaemin di 7:53 PM

1. PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis hingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Kalimat efektif juga terdiri atas kata - kata yang memiliki unsur SPOK.

2. SYARAT - SYARAT KALIMAT EFEKTIF

2.1 Koherensi. Yaitu hubungan timbal –  balik yang baik dan jelas antara unsur– unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah – kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok  - kelompok kata yang rapat hubungannya. Hal-hal yang merusak koherensi :
a) Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
b) Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c) Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d) Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.

2.2 Kehematan. Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam kata frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur – unsur penghematan yang harus diperhatikan :
a) Frase pada awal kalimat.
Contoh : sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut,menurut para ahli bedah.
b) Pengurangan subyek kalimat.
Contoh : Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)

2.3 .Keparalellan. Keparalellan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh : - Kakak menolong anak itu dengan di papahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
              - Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
              - Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya kepinggir jalan. (efektif)
              - Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
              - Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

2.4 Penekanan. Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
a) Posisi dalam kalimat. Untuk memberikan penekanan dalam kalimat,biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah kata dalam kalimat.
b) Urutan yang logis. Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya di perhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat di susun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.Contoh:-kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.

2.5 Kevariasian. Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang di mulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
     1. Subyek pada awal kalimat.
         Contoh: - bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
     1. Predikat pada awal kalimat (kalimat inverse sama dengan susun balik).
         Contoh: - Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
     1. Kata modal pada awal kalimat.
         Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu      atau sebaliknya dan yang keras menjadi lembut atau sebaliknya. Untuk menyatakan kepastian di gunakan kata : pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya. Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya. Untuk menyatakan kesungguhan digunakan : sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.

b). Panjang - pendek kalimat. Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik dan efektif, kalimat yang panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek - pendek atau panjang - panjang.dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih mudah di pahami sehingga keseluruhan paragraph merupakan kesatuan yang utuh.

c). Jenis kalimat. Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi  informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.

d). Kalimat aktif dan pasif. Selain pola inverse, panjang - pendek kalimat, kalimat majemuk dan sastra, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.

e). Kalimat langsung dan tidak langsung. Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkam paragraf. Kalimat langsung dapat di ambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang  dari buku.





3. PENGERTIAN ALENIA / PARAGRAF

Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, alenia berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demikian ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat, penyebabnya:
a. Kurang dikembangkan oleh penulisnya
b. Sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan
c. Dialog dalam narasi diperlakukan sebagai satu alinea

4. TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA

a. Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal

5. UNSUR - UNSUR ALINEA

Alinea terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea, sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama.

5.1 Ciri kalimat topik:
1) Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2) Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3) Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4) Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau kata transisi.

5.2 Ciri kalimat penjelas:
1) Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2) Arti kalimatnya baru jelas setalah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3) Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kata transisi
4) Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

6. SYARAT - SYARAT ALINEA

a. Memiliki kesatuan alinea : dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiran
b. Memiliki kepaduan alinea atau koherensi. Koherensi alinea dapat diciptakan melalui susunan yang logis dan perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata sambung atau kata transisi
Contoh :
1) Repetisi: Banjir adalah aliran air yang deras di sungai. Banjir disebabkan oleh pendangkalan sungai.
2) Kata ganti: Ani dan Tini kuliah di UI. Mereka sering berangkat bersama - sama.
3) Kata transisi: Sidang skripsi Ani akan diadakan minggu depan. Untuk maksud itu, ia sudah mempersiapkan diri..

7. JENIS - JENIS ALINEA

7.1. Menurut fungsinya dalam karangan:
   1) Alinea pembuka:
       a) Menghantar pokok pembicaraan
       b) Tidak boleh terlalu panjang
       c) Menarik minat dan perhatian pembaca
       d) Menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi karangan

   2) Alinea penghubung atau pengembang: mengemukakan inti persoalan

   3) Alinea penutup:
       a) Tidak boleh terlalu panjang
       b) Berisi simpulan atau cerminan inti uraian

7.2. Menurut posisi kalimat topiknya:
   1) Alinea deduktif: kalimat topik pada awal alinea
       Contoh: Samarkand merupakan salah satu kota tertua di dunia. Awalnya, kota itu bernama Maracanda. Pada 329 M, kota itu ditaklikkan Alexander Agung. Dua abad kemudian, Samarkand menjadi bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan Himyar (115 SM-33 M). Saat itu, kota itu menjadi tempat bertemunya tiga kebudayaan yakni, Barat, Cina , dan Arab. (Kompas, 2 April 2008, h. 8)

   2) Alinea induktif: kalimat topik pada akhir alinea
       Contoh: Selain kesohor dengan keindahannya, Samarkand pun dikenal sebagai kota yang strategis. Kota legenda itu berada di tengah ‘Bayangan Asia’ yang menghubungkan Jalur Sutra antara Cina dan Barat. Di era kejayaan Islam, Samarkand menjadi pusat studi para ilmuwan. Itulah mengapa, orang-orang Eropa mendaulatnya sebagai ‘Tanah Para Saintis’. (Ibid.)

   3) Alinea deduktif - induktif: kalimat topik pada awal dan akhir alinea.
       Contoh: Keindahan Samarkand yang begitu populer sempat membuat Kaisar Alexander Agung terpikat. Tatkala menginjakkan kakinya untuk pertama kali di tanah Samarkand, Alexander pun berseru, “Aku telah lama mendengar keindahan kota ini. Namun tak pernah mengira kota ini benar-benar cantik dan megah”. (Ibid.)
   4) Alinea deskriptif dan naratif: alinea penuh kalimat topik:
       Contoh: Samarkand mencapai masa keemasannya di era Islam, ketika Dinasti Timurid (1370-1506 M) berkuasa. Dinasti itu menundukkan Samarkand dari tangan Shah Sultan Muhammad – penguasa dinasti Khawarizmia. Di bawah kepemimpinan Timur Lenk, dua penjelajah terkemuka Marco Poloa dan Ibnu Batutta sudah melihat geliat kemajuan yang dicapai Samarkand. (Ibid.)

7.3 Menurut sifat isinya:

   1) Alinea persuatif: jika isi alinea bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca
       Contoh: Meski dari luar terlihat sepi, ternyata di dalam rumah ada aktivitas. Lima orang di dalam rumah itu tengah mengerjakan alih aksara naskah - naskah kuno. Satu orang di depan komputer mengetik naskah yang dibacakan dan dilagukan oleh satu orang di sampingnya. Naskah yang dibaca berhuruf Jawa dan bertembang macapat. Sesuatu yang tidak mudah bagi orang Jawa sekalipun!. (Kompas, 7 November 2007, h. 38)

    2) Alinea argumentatif: jika alinea bersifat membahas suatu masalah dengan bukti - bukti
        Contoh: Isi naskah kuno itu mulai dari agama, almanak, babad, bahasa, berita, budaya, gamelan, hukum, keris, primbon, pertanian, dan lain-lain. Untuk pertanian, misalnya, ada naskah tentang menanam kelapa yang berjudul Kawruh Nanem Kalapa Sarta Paidahipun karya Padmasusastra, tahun 1912. Ada juga tentang tata cara menanam padi berikut jenis-jenis padi yang ada. (Ibid. )

    3) Alinea naratif: jika isi alinea bersifat menuturkan peristiwa
        Contoh: Penyelamatan naskah kuno oleh Yayasan Sastra dilakukan dengan penyelamatan fisik meski dengan cara sederhana, seperti pembersihan dan fumigasi serta perawatan beberapa bagian naskah yang rusak. Penyelamatan dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak delapan orang.

    4) Alinea deskripif: jika isi alinea menggambarkan sesuatu
        Contoh: Masa keemasan kepujanggaan mulai muncul ketika keraton Surakarta pindah ke Desa Sala yang sekarang menjadi pusat keraton. Mulai era Paku Buwana VI, kepujanggaan memasuki masa keemasan. Pada masa itu banyak karya sastra bermunculan, salah satunya yang terkenal dan mendunia adalah Serat Centini. (Ibid.)
    5) Alinea ekspositoris: jika isi alinea bersifat memaparkan sesuatu
        Contoh: Dari naskah kuno ini, misalnya, seorang arsitek diharapkan bisa melihat atau menggali informasi arsitektur Jawa. Seorang dokter juga bisa menggali pengetahuan medis lokal. Seorang ahli pertanian bisa menggali budidaya berbagai tanaman dan juga pemanfaatannya. (Ibid.)





http://www.scribd.com/doc/92564582/Kalimat-Efektif
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf
http://www.slideshare.net/BrilianUcupperrzPusannk/pengertian-kalimat-efektif

Tuesday, October 23, 2012

Kalimat "Bahasa Indonesia"

Diposkan oleh JJhaemin di 5:50 PM

1. PENGERTIAN KALIMAT

Ada beberapa pengertian dari kalimat, diantaranya :
a. Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
b. Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu maksud.
c. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.

Di lihat dari pengertian diatas bisa disimpulkan kalimat merupakan gabungan dari beberapa kata yang memiliki suatu maksud atau arti tertentu yang bisa disampaikan secara lisan maupun tulisan.

2. UNSUR - UNSUR KALIMAT

2.1  SUBJEK (S)

Ciri-Ciri Subjek :
a) Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa. Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
b) Biasanya disertai kata itu, ini, yang, dan tersebut.
c) Didahului kata bahwa
. Kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
d) Mempunyai keterangan pewatas / atribut yang. Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. 
e) Tidak didahului preposisi. Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. f)  Berupa kata benda atau frase kata benda. Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya disertai kata penunjuk itu.

Contoh kalimat bersubjek :
Nia lulusan terbaik Universitas Gunadarma.
Pertanyaan : Siapakah lulusan terbaik Universitas Gunadarma?
Jawab        : Nia (subjek kalimat)

2.2 PREDIKAT (P)

Ciri-Ciri Predikat :
a) Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana. Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat.
b) Kata adalah atau ialah. Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah.  
c) Dapat diingkarkan. Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan. 
d) Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas. Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
e) Unsur pengisi predikat Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1. Kata, misalnya kata kerja, kata sifat, atau kata benda.
2. Frase, misalnya frase kata kerja, frase kata sifat, frase kata benda, frase numeralia (bilangan).

Contoh kalimat berpredikat :
Rina sakit hingga Ia tidak masuk sekolah.
Pertanyaan : Mengapa Rina tidak masuk sekolah?
Jawab        : Sakit.

2.3 OBJEK (O)

Ciri-Ciri Objek :
a) Langsung di belakang predikat. Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b) Dapat menjadi subyek kalimat pasif. Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subyek dalam kalimat pasif.
c) Tidak didahului preposisi. Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan preposisi.
d) Kategori katanya kata benda/ frase kata benda.
e) Dapat dinganti dengan -nya.
f) Didahului kata bahwa.
g) Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa. Anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
h) Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif).
i) Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif).

Contoh kalimat berobjek :
- Rudi menyukai fotografi sejak tahun 2010.
- Mahasiswa mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. (kalimat aktif)
- Orang tuanya beternak sapi. (P kata kerja berawalan ber-/intransitif)
- Orang tuanya memelihara sapi. (P kata kerja berawalan me-/transitif)

2.4 PELENGKAP (Pel)

Ciri-Ciri Pelengkap :
a) Terletak di belakang predikat. Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut :
1. Diah mengirimi saya buku baru.
2. Ayah membelikan aku sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
b) Tidak didahului preposisi.
c) Kategori dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat.

Contoh kalimat berpelengkap:
Ayah berkata bahwa kakak akan diwisuda minggu ini.

2.5 KETERANGAN (Ket)
Ciri-ciri Keterangan :
a) Bukan unsur utama (bersifat manasuka). Keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
b) Dapat dipindah –pindah posisi/letaknya bebas. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subyek dan predikat.
c) Umumnya di dahului oleh kata depan, seperti, di, dari, ke, tentang.

Contoh kalimat yang memiliki keterangan :

Andi menonton film breaking down di bioskop.

3. POLA KALIMAT DASAR 

3.1.a Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)
         - Mereka  pulang.
         - Semua peserta datang.
3.1.b Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)
         - Dia mahasiswa.
         - Ayahnya pengusaha.
3.1.c Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS)
         - Mahasiswa di sini pandai-pandai.
         - Gedungnya tinggi-tinggi.
3.2. Kalimat Dasar Berpola S-P-K
       - Super Junior berasal dari Korea Selatan.
       - Kalung itu terbuat dari emas.
3.3 Kalimat Dasar Berpola S-P- Pel.
      - Negara RI berdasarkan Pancasila.
      - Kantor kami kemasukan pencuri
3.4.a Kalimat Dasar Berpola S-P-O (P1 KK transitif).
         - Mahasiswa membuat makalah.
         - Wartawan mencari berita.
3.4.b Kalimat Dasar Berpola S-P-O- Pel (P1 KK dwitransitif).
         - Ayah mengirimi saya uang.
         - Presiden menganugerahi para pahlawan tanda jasa.
3.5 Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K
      - Mereka mengadakan penelitian di luar kota.
      - Para mahasiswa mengikuti KKN di daerah.

4. KATA KERJA (Verba)

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Kata Kerja Transitif. Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek. Contoh : membeli, membunuh memotong, dll. Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu : kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.
2. Kata Kerja Intransitif. Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.

5. MACAM - MACAM KALIMAT 

5.1 Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kalimat Aktif adalah kalimat yang memiliki subjek untuk melakukan pekerjaan dan predikat yang berupa kata kerja me-atau ber-.
Contoh : Ibu memasak bubur untuk adik.
Kalimat Pasif adalah kalimat yang memiliki subjek untuk melakukan pekerjaan dan predikat yang berupa kata kerja di-.
Contoh : Bubur untuk adik dimasak oleh ibu.

5.2 Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan orang dan pada bagian kutipan berupa kalimat tanya dan kalimat perintah menggunakan tanda petik (“…”).
Contoh : Ibu berkata, “Andi, jangan bermain terus, kamu harus belajar !”.
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali kepada orang lain yang pada bagian kutipan berubah menjadi kalimat berita.
Contoh : Kakak berkata aku harus rajin belajar.

5.3 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal di bagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Kalimat tunggal sederhana adalah kalimat tunggal yang terdiri dari kata yang menduduki jabatan subjek, predikat dan objek.
Contoh : Bapakku membaca koran.
b. Kalimat tunggal luas adalah kalimat tunggal yang disamping terdiri atas kata yang menduduki fungsi sebagai subjek, predikat, dan objek yang terdapat unsur perluasan pada kalimat.
Contoh : Kemarin ibu berbelanja sayuran di pasar

5.4 Kalimat Majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua struktur kalimat yaitu kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a. Kalimat Majemuk Setara (koordinasi) adalah penggabungan dua kalimat atau lebih yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
a.1 Kalimat Majemuk Setara Penggabungan : kalimat yang menggunakan kata penghubung dan.
b.2 Kalimat Majemuk Setara Penguatan : kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan.
c.3 Kalimat Majemuk Setara Pemilihan : kalimat yang menggunakan kata penghubung atau.
d.4 Kalimat Majemuk Setara Berlawanan : kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan,melainkan.
e.f Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat adalah dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yang memiliki unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada diufuk timur.
c. Kalimat Majemuk Campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk tunggal dan kalimat majemuk setara.
Contoh: Andi bermain dengan budi.

5.5 Kalimat Efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang menimbulkan kembali gagasan - gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif :
a. Kesepadanan struktur.
b. Keparalelan bentuk.
c. Ketegasan makna.
d. Kehematan kata.
e. Kecermatan penalaran.
f. Kepaduan gagasan.
g. Kelogisan bahasa.

5.6 Kalimat Berita. Kalimat berita adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataaan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.
Contoh: Kemarin Ayah pergi ke Bandung.

5.7 Kalimat Tanya. Kalimat tanya adalah kalimat yang bentuk susunannya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang di maksud.

5.8 Kalimat Tanya Tak Bertanya. Kalimat tanya tak bertanya adalah bentuk susunan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban karena jawaban dari kalimat tersebut telah diketahui, dan kalimat ini sudah merupakan kalimat yang lengkap.

5.9 Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan orang kedua dan hubungannya erat sekali.
Contoh: tutup pintu itu!

5.10 Kalimat Ajakan. Kalimat ajakan adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh: ayo kita pergi!

5.11 Kalimat Permintaan. Kalimat permintaan adalah kalimat yang juga merupakan bentuk kalimat ajakan yang diperhalus yang biasanya juga disebut dengan kalimat permohonan. Biasanya pada bentuk kalimat ini disertai dengan kata-kata : Harap, Mohon.

5.12 Kalimat Perjanjian. Kalimat perjanjian adalah suatu bentuk susunan kalimat dimana pada kalimat tersebut ada suatu persyaratan sehingga menjadikan kalimat itu lengkap. Kalimat ini disebut juga kalimat bersyarat..

http://www.scribd.com/doc/29136527/Pengertian-Kalimat-Dan-Unsur-Kalimat
http://akmalik.files.wordpress.com/2011/03/modul-2-unsur-unsur-pembentuk-kalimat.pdf
http://www.scribd.com/doc/26801239/21/POLA-DASAR-KALIMAT
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kata
http://www.scribd.com/doc/47310423/macam-macam-kalimat

Monday, October 15, 2012

Ragam Bahasa

Diposkan oleh JJhaemin di 5:09 PM
PENGERTIAN RAGAM BAHASA

Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi - variasi bahasa yang dipakai sesuai dengan kebutuhan. Agar banyaknya variasi tersebut tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, maka timbullah mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda - beda menurut topik yang dibicarakannya, menurut hubungan pembicara, teman bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain. Ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi adalah ragam yang dianggap sebagai ragam yang baik, biasanya digunakan dikalangan terdidik, dalam karya ilmiah, dalam suasana resmi, atau dalam surat menyurat yang resmi.

MACAM - MACAM RAGAM BAHASA
1. Berdasarkan pokok pembicaraan :
    a. Ragam bahasa undang - undang
    b. Ragam bahasa jurnalistik
    c. Ragam bahasa ilmiah
    d. Ragam bahasa sastra

2. Berdasarkan media pembicara :
    a. Ragam lisan, meliputi :
        - Ragam bahasa cakapan
        - Ragam bahasa pidato
        - Ragam bahasa kuliah
        - Ragam bahasa panggung

    Bahasa lisan adalah bahasa yang digunakan secara lisan. Bahasa lisan dapat dilakukan secara langsung  dan tidak langsung. Untuk secara langsung, kita bisa saling memperhatikan gerakan tubuh maupun mimik wajah lawan bicaranya

   Ciri - ciri ragam lisan adalah :
   - Adanya lawan bicara
   - Terikat waktu dan ruang
   - Dapat dibantu dengan mimik wajah, intonasi, dan gerakan tubuh
   - Unsur - unsur dramatika biasanya dinyatakan hilang atau tidak lengkap

   b. Ragam tulis, meliputi :
       - Ragam bahasa teknis
       - Ragam bahasa undang - undang
       - Ragam bahasa catatan
       - Ragam bahasa surat
Ragan bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) selain tata bahasa dan kosakata. Dalam ragam bahasa tulis, harus ada kelengkapan unsut tata bahasa seperti, bentuk kata atau susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.

   Ciri - ciri ragam tulis adalah :
   - Tidak mengharuskan kehadiran pembaca
   - Diperlukan ejaan atau tanda baca yang lengkap
   - Komunikasi resmi
   - Pembicaraan di depan khalayak ramai
   - Pembicaraan dengan orang yang dihormati

Kelebihan ragam tulis :
a. Adanya kosakata yang berpedoman
b. Adanya tanda baca dalam mengungkupkan ide
c. Adanya ketepatan dalam pilihan kata

Kelemahan ragam tulis :
a. Penulisan informasi harus lebih terang dan jelas
b. Fungsi - fungsi gramatikal harus nyata
c. Harus dibuat sejelas - jelasnya, agar orang yang "di ajak bicara" mengerti tulisan kita
3. Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara :
    a. Ragam bahasa resmi
    b. Ragam bahasa akrab
    c. Ragam bahasa agak resmi
    d. Ragam bahasa santai

PENYEBAB KERAGAMAN BAHASA
1. Stratifikasi sosial di masyarakat. Dalam suatu masyarakat, setiap strata membutuhkan identitas sebagai penanda kolektif mereka. Penanda yang paling umum dan mudah dikenali banyak orang adalah bahasa. Karena itu, setiap strata sosial tertentu memiliki ragam bahasa tersendiri.
2. Pendidikan. Masyarakat yang terdidik akan memiliki ragam bahasa yang berbeda dengan masyarakat yang kurang terdidik.
3. Usia. Kelompok masyarakat pada usia tertentu memiliki ragam bahasa tertentu pula. Ragam yang biasa digunakan orang tua berbeda dengan ragam yang digunakan anak remaja.
4. Jenis kelamin. Dalam hal ini dapat diamati pada penggunaan idiom - idiom tertentu yang sering dipakai oleh kelompok laki - laki dan perempuan.
5. Kelompok sosial. Jika stratifikasi sosial bertolak dari status dan prestise, maka kelompok sosial menyangkut pada adanya ikatan tertentu dalam suatu masyarakat.
6. Spesifikasi ilmu atau pekerjaan. Masing - masing spesifikasi memiliki ragam bahasa tertentu sesuai dengan tuntutan keilmuan atau pekerjaan.

   

http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-ragam-bahasa-untukku.html
http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2012/01/ragam-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
http://blog.ub.ac.id/mastertommy/files/2011/03/Modul_1_Bahasa_Indonesia2.pdf
http://imansutarno.blogspot.com/2010/10/ragam-bahasa.html

Monday, October 8, 2012

Bahasa Indonesia

Diposkan oleh JJhaemin di 3:41 PM
PENGERTIAN BAHASA

Bahasa adalah alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan indra pengucap manusia yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain. Bahasa terdiri dari kumpulan kata yang mempunyai maknanya sendiri - sendiri.
Berikut ini pengertian bahasa menurut beberapa para ahli :
  1. CARROL : Bahasa adalah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara acak tuntas memberi nama kepada benda - benda, peristiwa, dan proses - proses dalam lingkungan hidup manusia.
  2. BILL ADAMS : Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks intersubjektif.
  3. WITTGENSTEIN : Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
  4. MC. CARTHY : Bahasa adalah praktek yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
  5. FERDINAND DE SAUSSURE : Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lainnya.
  6. PLATO : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
  7. SUDARYONO : Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna, sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber tejadinya kesalahpahaman.
  8. SAUSSURE : Bahasa adalah objek dari semiologi.
  9. WILLIAM A. HAVILAND : Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
  10. BLOCH & TRAGER : Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka, dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial dapat bekerja sama.
 FUNGSI BAHASA INDONESIA
  1. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan gagasan, perasaan,ekpresi yang ada di dalam diri kita.Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekpresikan diri, yaitu: agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
  2. Bahasa digunakan untuk alat komunikasi. Saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, itu berarti bertujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara untuk berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Secara verbal dilakukan menggunakan alat / media bahasa (lisan dan tulisan), sedangkan secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi.
  3. Bahasa digunakan untuk berintegrasi / penyatuan suatu kelompok - kelompok / suku bangsa yang ada di Indonesia dan untuk beradaptasi sosial. Saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan pada lingkungan tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, itu bisa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
  4. Bahasa digunakan untuk alat kontrol sosial. Alat kontrol disini maksudnya bahasa dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial adalah sebagai alat peredam rasa marah.
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

  • Tahun 1901. Disusun ejaan resmi Bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
  • Tahun 1908. Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku - buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
  • Tahun 1917. Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) diubah menjadi Balai Pustaka, balai ini menerbitkan buku - buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku - buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  • Tahun 1928. Para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
  • Tahun 1933. Berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.
  • Tahun 1938. Dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  • Tahun 1945. Ditandatangani Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
  • Tahun 1972. H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
  • Tahun 1978. Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
  • Tahun 1983. Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
  • Tahun 1988. Diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Indonesia.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
  1.  Lambang Kebanggan Nasional. Sebagai lambang kebanggaan Nasional, Bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
  2. Lambang Identitas Nasional. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
  3. Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda - Beda Latar Belakang Sosial Budaya dan Bahasanya. Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
  4. Alat Penghubung Antarbudaya Antardaerah. Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
  1. Bahasa Resmi Kenegaraan. Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
  2. Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga - Lembaga Pendidikan. Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). 
  3. Bahasa Resmi di dalam Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Pemerintah. Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
  4. Bahasa Resmi di dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi Modern. Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-bahasa/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html
http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
http://wyoeholic.wordpress.com/2009/10/18/perkembangan-bahasa-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

Free Breast Cancer Pink Heart Ribbon Glitter Cursors at www.totallyfreecursors.com

 

DoubleJ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review